Jakarta, CNN Indonesia -- Kondusifnya bursa saham global usai pertemuan bank sentral Amerika (The Fed) dan naiknya harga minyak mentah dunia diperkirakan bakal membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan pasar Wall Street di Amerika tadi malam bergerak bervariasi. Ia menilai katalis pasar digerakkan pernyataan The Fed yang kondusif, kenaikan harga minyak mentah, dan rilis laba kuartal I 2016 sejumlah korporasi.
Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,3 persen dan 0,2 persen tutup di level 18.041,55 dan 2.095,15. Sementara indeks Nasdaq koreksi 0,5 persen di 4.863,14 dipicu rilis laba sejumlah emiten teknologi yang di bawah perkiraan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Hasil pertemuan FOMC tadi malam kembali menahan tingkat bunga FFR pada level saat ini 0,25 persen-0,5 persen dan The Fed kembali mengkonfirmasi kebijakan kenaikan suku bunga yang berhati-hati,” ujar David dalam riset, Kamis (28/4).
David menilai putusan The Fed tersebut membuat harga minyak mentah melanjutkan tren penguatannya. Ia menjelaskan, harga minyak mentah tadi malam di Amerika naik 2,9 persen di US$45,33 per barel.
Ia menyatakan kondusifnya pergerakan pasar saham global pasca hasil pertemuan The Fed dan harga minyak mentah yang kembali naik akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini.
“IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya menguji resisten di level 4.860 dengan support di 4/820. Sejumlah isu individual terkait rilis laba kuartal I 2016 dan agenda aksi korporasi emiten sektoral turut mendorong aksi beli pemodal,” jelasnya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, pada perdagangan Kamis (28/4) IHSG memiliki level
support di 4.783-4.804 dan resisten di angka 4.862-4.887. Menurutnya laju IHSG sempat tertahan di atas area target
support 4.756-4.801, namun masih di bawah area target resisten di 4.879-4.912.
“Setelah mengalami kejatuhan dalam dua hari terakhir, laju IHSG mencoba untuk bangkit dan membentuk awal pola kenaikan. Jika kondisi ini diikuti dengan peningkatan volume beli maka peluang penguatan masih dapat berlanjut,” jelasnya.
(gen)