Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi, bergerak variatif cenderung tertekan, karena kondisi pasar global yang terpantau mengurangi aset berisiko jelang pertemuan bank sentral AS dan Jepang.
David Sutyanto, Kepala Riset First Asia Capital mengungkapkan, sentimen pasar saham kawasan Asia yang didominasi koreksi indeks saham telah memicu aksi ambil untung pada perdagangan saham kemarin. Kemarin, Senin (25/4), IHSG terkoreksi 35,875 poin (0,73 persen) ke level 4.878,862.
"Sentimen pasar terimbas faktor eksternal yang cenderung melepas aset berisiko di tengah penantian hasil pertemuan bank sentral Jepang dan bank sentral AS pada pertengahan pekan ini," ujarnya dalam riset, Selasa (26/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, saham sektor perbankan turut menjadi faktor yang menekan IHSG menyusul kekhawatiran pencapaian laba kuartal I 2016 yang kurang memuaskan. Sementara, aksi beli selektif mendominasi saham lapis dua, terutama saham yang terkait dengan sektor energi ditengah menguatnya optimisme pasar terhadap kenaikan harga minyak mentah.
Adapun, tadi malam, bursa global ikut tertekan, seiring koreksi saham di kawasan Asia. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro terkoreksi 0,75 persen di level 3.117,62. Di Wall Street, indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 0,15 persen dan 0,18 persen tutup di 17977,24 dan 2087,79.
"Harga minyak turun dan penguatan Yen Jepang mencerminkan sikap pasar yang berhati-hati. Harga minyak mentah tadi malam di AS koreksi 2,5 persen di US$42,64 per barel," tutur David.
Namun demikian, ia menambahkan, koreksi ini bersifat sementara (temporary). Sejumlah isu individual emiten akan ikut mempengaruhi perdagangan hari ini, terutama terkait rilis laba kuartal I 2016.
"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4.860 dan resisten di 4.900," pungkasnya.
(bir)