Rosneft Janji Bantu Pertamina Ekspansi Sampai ke Rusia

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 29 Apr 2016 14:49 WIB
Demi mendapatkan kontrak pengembangan kilang Tuban, Rosneft berjanji akan membantu Pertamina dapat memproduksi minyak di negara asalnya Rusia.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto saat meresmikan rumah seni Sawinggrai, di Papua Barat, Jumat (29/4). (CNN Indonesia/Galih Gumelar).
Raja Ampat, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) mengaku tertarik dengan tawaran perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft untuk membantu menggarap proyek kilang Grass Root Refinery (GRR) di Tuban, Jawa Timur setelah menawarkan beberapa keunggulan dibanding peserta tender lainnya.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan Rosneft tidak hanya menawarkan kerjasama pembangunan kilang, namun juga kerjasama di sektor hulu migas di negara asalnya. Itu dianggapnya menarik karena bisa menunjang suplai minyak mentah perusahaan.

"Dalam pertemuan kemarin mereka tidak hanya menawarkan bekerjasama di kilang, tapi juga membuka kesempatan bagi kami untuk share upstream di Rusia. Itu nantinya akan memperbaiki kemampuan produksi upstream di sini dan akan berpengaruh dalam membangun energy security nasional ke depan," jelas Dwi di Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (29/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, sampai saat ini kedua perusahaan belum membahas blok migas mana yang akan ditawarkan kepada Pertamina karena pembicaraan dalam tahap awal. Namun melihat hal tersebut, ia memandang kini Rosneft menjadi kandidat kuat mitra kilang Tuban.

"Apalagi produksi crude Rosneft kan terbesar di dunia. Kemampuan calon rekanan dalam memasok crude oil menjadi salah satu pertimbangan kami," jelasnya.

Selain kegiatan hulu migas, Rosneft menurutnya juga menawarkan teknologi terbaru yang bisa dipakai di kilang Tuban. Hal itu bisa membuat waktu pembangunan kilang jadi cepat.

"Bahkan Rosneft menawarkan engineering yang telah dia pakai di tempat lain. Kalau itu diimplementasikan di Tuban mungkin akan mempercepat pelaksanaan proyek sampai tujuh bulan," jelas Dwi.

Namun secara keseluruhan, mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk memastikan tidak serta merta perusahaan asal Rusia tersebut akan menjadi pemenang tender GRR Tuban.

Masih ada beberapa aspek lain yang perlu dilihat dari peserta tender, diantaranya pengalaman membangun kemitraan secara joint venture, pengalaman mengoperasikan kilang, serta kemampuan keuangan.

"Namun memang bisa dibilang Rosneft punya keunggulan tersebut, dan mungkin kemitraan bisa berkembang di proyek selain GRR Tuban. Kami masih tetap membandingkan poin-poin itu dengan peserta tender lain," ujar Dwi.

Jika semua peserta sudah mengajukan proposal, maka diharapkan bulan Mei mendatang sudah ada kerangka kerjasama yang disusun.

"Sampai akhir bulan Mei diharapkan sudah ada penandatangan framework agreement, semacam Memorandum of Understanding (MoU). Tapi sudah terlihat kerjasamanya akan seperti apa, scope of work-nya juga akan terlihat seperti apa," jelas Dwi.

Selain Rosneft, beberapa perusahaan yang berminat untuk bermitra dengan Pertamina untuk menggarap pengembangan kilang Tuban antara lain Saudi Aramco, Kuwait Petroleum International, China Petroleum and Chemical Corporation Ltd (Sinopec), konsorsium PTT Global Chemical Plc dan Thai Oil Ltd, dan Indian Oil. Enam proposal ini datang setelah Pertamina melakukan project expose ke sembilan perusahaan pada Desember lalu.

GRR Tuban sendiri diperkirakan akan memakan biaya US$12 miliar sampai US$14 miliar yang diperkirakan bisa rampung pada 2021 dengan kapasitas 200 MBPD.Selain GRR Tuban, Pertamina juga akan membangun GRR Bontang yang diperkirakan rampung pada 2023. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER