Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengkritik para kepala daerah yang gagal mengoptimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pasalnya, hingga April lalu jumlah anggaran transfer daerah yang mengendap di Bank Pembangunan Daerah mencapai Rp220 triliun.
"Carinya pontang panting, tiap bulan ditransfer ke daerah, tetapi hanya disimpan," kata Jokowi dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/5).
Untuk itu, Jokowi kembali menginstruksikan kepala daerah untuk fokus menggunakan APBD secara produktif. Dia juga mengancam akan mengungkap identitas daerah yang tidak efisien dalam membelanjakan anggarannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Musrenbangnas kali ini sedikitnya dihadiri oleh 18 pejabat setingkat menteri dan puluhan kepala daerah. Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, tampak hadir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengkuwono X, dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.
Terlihat pula di lokasi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Jambi Zumi Zola, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf.
Jokowi lebih menyentil gubernur yang hadir. Sebab, katanya, anggaran yang ditransfer ke provinsi lebih besar ketimbang yang diterima oleh kabupaten dan kota. Sekali lagi ia mengingatkan agar anggaran transfer daerah dan dana desa difokuskan pada pembangunan jalan dan infrastruktur pada tahun pertama.
Dia menegaskan kepala daerah untuk menghapus belanja-belanja yang sifatnya tidak produktif, seperti untuk pembangunan gedung, membiayai kunjungan dinas, atau pembelian mebel.
Pada tahun kedua, lanjut jokowi, kepala daerah diharapkan fokus pada pengembangan pasar. Tahun berikutnya atau ketiga, Jokowi menekankan pentingnya pembangunan sekolah-sekolah di daerah. Perencanaan ini bertujuan agar APBD dapat langsung dirasakan masyarakat.
"Banyak gubernur yang baru ini, fokus saja di situ. Kalau semua diecer, dibagi rata baunya saja tidak ada yang percaya. Baunya saja tidak ada, apalagi rasanya? Fisiknya tidak ada," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Mengenali Potensi DaerahDalam kesempatan itu, Jokowi juga meminta para kepala daerah untuk mengenal potensi yang dimiliki daerahnya masing-masing. Hal itu untuk membantu kepala daerah fokus atas pembangunan yang akan dilakukan.
Dia mencontohkan Provinsi Papua yang fokus pada olahraga bola. Dukungan bahkan diberikan jika Papua ingin membangun 20 stadion bola. Selain itu, Nusa Tenggara Barat yang condong pada olahraga lari. Menurutnya, NTB perlu memiliki stadion atletik, termasuk
jogging track.
"Membangun
brand. Apa
positioning-nya dan
deferensiasi-nya? Jangan semua dikerjain, tidak akan terkenal," tutur Jokowi.
Di bidang seni, Jokowi mencontohkan Yogyakarta. Menurutnya, Yogya memiliki kekuatan di bidang lukis. Karenanya, dia meminta agar DIY hanya fokus di hal itu. Menurutnya, kota budaya terlalu umum dan tidak spesifik.
Di bidang ekonomi, mantan Wali Kota Solo ini mencontohkan Kota Ambon sebagai kota ikan. "Lima tahun pasti akan jadi bagus. Apalagi dua periode pasti akan jadi bagus," ujarnya.
Dia berpendapat, daerah yang fokus dalam pembangunan dan pengembangannya akan berhasil di era kompetisi karena efisien menggunakan anggarannya.
(ags/gen)