Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) akan mempertahankan volume produksi blok Mahakam pasca pengambilalihan kelola dari Total E&P Indonesie pada 2018. Untuk itu, perseroan mulai mengalokasikan belanja modal pada tahun ini guna menutup kebutuhan dana yang cukup besar.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan hal ini merupakan keinginan pemerintah agar produksi siap jual (lifting) minyak nasional tidak semakin terjerembab. Pada kuartal I 2016, lifting minyak nasional sebesar 835 ribu barel per hari (BPH), melampuai target 830 ribu BPH di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
"Mempertahankan produksi Mahakam sebetulnya tindakan pro aktif kami dalam merespon dan menerjemahkan harapan Pemerintah. Namun, dibutuhkan komitmen yang tinggi dan biaya yang besar juga untuk mempertahankan produksi di level yang sama saat ini," terang Wianda di Jakarta, Rabu (11/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Wianda mengatakan, nantinya investasi Pertamina untuk blok Mahakam akan segera dimasukkan ke dalam Work Program and Budget (WP and B) tahun 2017 yang nanti diserahkan kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) kendati pengelolaan baru dimulai di tahun 2018.
Bahkan, Wianda mengatakan sebenarnya sudah ada beberapa investasi blok Mahakam yang mulai dilakukan perusahaan pada tahun ini demi pengembangan blok Mahakam. Itu menjadi bagian dari belanja modal (capital expenditure) perusahaan di hulu migas sebesar US$ 3 miliar hingga US$ 3,5 miliar di tahun 2016.
"Karena ada beberapa peralatan yang perlu dipesan dalam jangka waktu enam atau tujuh bulan sebelumnya sedangkan due date operasi Pertamina di Mahakam kan 1 Januari 2016," jelasnya.
Di samping itu, lanjutnya, keberlangsungan produksi juga bergantung pada transisi operator Wilayah Kerja (WK) tersebut. Maka dari itu, transisi ini akan dibantu oleh sebuah tim yang terdiri dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), SKK Migas, dan Pertamina itu sendiri.
"Kami sudah ada transfer arrangement dengan Total pada bulan Juni mendatang, sehingga kalau ini berjalan sesuai dengan rencana kami harap tak mengganggu produksi juga," jelasnya.
Sayangnya, ia belum bisa membeberkan angka investasi yang pasti demi mempertahankan produksi blok Mahakam. Menurutnya, semua itu masih harus ditinjau ulang oleh perusahaan.
Sebagai informasi, produksi gas wellhead atau produksi yang keluar dari kepala sumur Blok Mahakam mencapai 1,75 Billion Cubic Feet (BCF), sedangkan produksi minyak dan kondensat sebesar 65 ribu BPH sepanjang kuartal I tahun ini. Angka ini lebih besar dibandingkan estimasi WP and B, di mana perusahaan menargetkan produksi gas sebesar 1,5 BCF serta minyak dan kondensat sekitar 55 ribu bph.
Pertamina dipastikan menjadi operator blok Mahakam setelah setuju membayar bonus tanda tangan (signature bonus) sebesar US$41 juta. Kendati demikian, Pemerintah masih membuka peluang Total dan Inpex Corporation untuk memiliki hak di blok Mahakam dengan total bagian maksimal sebesar 30 persen.
(ags/gen)