Dorong Euro 4, Gaikindo Minta Peningkatan Kualitas BBM RI

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Kamis, 12 Mei 2016 11:39 WIB
Dengan menerapkan standar Euro 4, Gaikindo meyakini lesunya permintaan kendaraan di dalam negeri bisa diimbangi dengan peningkatan ekspor ke negara lain.
Dengan menerapkan standar Euro 4, Gaikindo meyakini lesunya permintaan kendaraan di dalam negeri bisa diimbangi dengan peningkatan ekspor ke negara lain. Namun hal itu harus diimbangi dengan peningkatan kualitas BBM tanpa timbal. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta seluruh produsen dan peritel bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia untuk meningkatkan standar kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang dijualnya.

“Karena usulan Gaikindo agar pemerintah menetapkan standar Euro 4 untuk seluruh kendaraan yang diproduksi di Indonesia harus diikuti dengan peningkatan kualitas BBM,” kata Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto, ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (12/5).

Sebagai informasi, Uni Eropa telah mempelopori pengaturan standar emisi sejak 1990 menyusul lahirnya standar Euro 1. Euro 1 mengharuskan mesin diproduksi dengan teknologi yang hanya menggunakan bensin tanpa timbal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian pada 1996, standarnya dinaikkan menjadi Euro 2, dimana untuk mobil harus menggunaan bensin atau solar dengan kadar sulfur di bawah 500 ppm.

Empat tahun kemudian (2000) muncul standar emisi Euro 3, yang mewajibkan mobil diesel menggunakan solar dengan kadar sulfur kurang dari 350 ppm atau bensin dengan kadar sulfur kurang dari 150 ppm.

Perkembangannya semakin pesat, ketika pada 2005 Uni Eropa menerapkan standar emisi Euro 4 yang mewajibkan semua kendaraan menggunakan bensin atau solar berkadar sulfur masing-masing kurang dari 50 ppm.

Pada 2009 standarnya diperketat dengan menerapkan Euro 5, yang mempersyaratkan mesin mobl hanya untuk bensin tanpa tibal atau solar berkadar sulfur kurang dari 50 ppm.

Sejak 2014, Uni Eropa sudah menggunakan standar emisi Euro 6 dan kini mulai menjajaki standar Euro 7.

Kebijakan ini telah diadopsi oleh banyak negara, kecuali Indonesia dan beberapa negara di Benua Afrika yang masih bertahan dengan Eruo 2.

Dengan menerapkan standar Euro 4, Jongkie meyakini lesunya permintaan kendaraan di dalam negeri bisa diimbangi dengan peningkatan ekspor ke negara-negara lain yang telah menggunakan standar tersebut.

"Masa ekspor mobil kita cuma bisa ke negara-negara Afrika, malu dong sama Thailand," katanya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER