Pemerintah Dorong Industri Otomotif Pasarkan LCGC jenis MPV

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Jumat, 29 Apr 2016 13:55 WIB
Produksi LCGC jenis MPV dinilai akan mampu mendongkrak permintaan dan produksi industri otomotif nasional sehingga bisa menyaingi produksi Thailand.
Produksi LCGC jenis MPV dinilai akan mampu mendongkrak permintaan dan produksi industri otomotif nasional sehingga bisa menyaingi produksi Thailand. (Dok. Astra).
Cibitung, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta industri otomotif nasional untuk dapat menghasilkan low cost green car (LCGC) atau mobil murah berjenis multi purpose vehicle (MPV). Pemerintah beralasan, tingginya permintaan MPV di Indonesia bisa dimanfaatkan produsen LCGC untuk menyalip volume produksi mobil Thailand.

"Kalau lihat produksinya, sangat jomplang karena Thailand lebih tinggi. Ini aneh, padahal penduduk kita 250 juta dan Thailand tidak sebanyak itu tapi jumlah produksi lebih banyak mereka,” ujar I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin di Cibitung, Jumat (29/4).

Berdasarkan data produksi otomotif Asean 2013 lalu, tercatat total produksi kendaraan Indonesia hanya 1,2 juta unit sementara Thailand mampu memproduksi sebanyak 2,45 juta unit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka dari itu, ia berharap agar program LCGC dapat terus dikembangkan. Pemerintah sendiri menargetkan produksi sebanyak 400 ribu unit LCGC tahun ini, di mana produksi mobil akan fokus pada jenis kendaraan penumpang.

“Kami minta untuk memperkuat MPV dan SUV," jelasnya.

Menurutnya, niat untuk menyalip industri otomotif Thailand harus dilakukan bersama-sama. Dengan program LCGC, diharapkan Indonesia mampu mengejar jumlah produksi Thailand kurang dari lima tahun.

Desentralisasi Industri

Putu menilai, salah satu yang menghambat produksi kendaraan di Indonesia adalah terpusatnya industri kendaraan di Pulau Jawa.

"Masalah supply chain management ini sangat luas. Faktanya 70 persen industri otomotif kita bergerombol di Jawa, 55 persen di Jawa Barat dan Banten," tuturnya.

Sementara, kebutuhan pasokan komponen dibutuhkan di berbagai pulau di Indonesia. Padahal bila rantai pasok dapat dikirim secara cepat ke berbagai daerah yang membutuhkan, maka biaya produksi bisa lebih murah dan produksi bisa dilakukan lebih cepat. Maka dari itu pembangunan industri otomotif perlu dilakukan secara merata. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER