Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Ganesha Tbk berencana masuk ke bisnis produk asuransi yang dijual melalui kerja sama dengan perbankan (bancassurance) pada tahun ini setelah melantai di bursa saham.
Direktur Utama Bank Ganesha Wati Tatang mengatakan, dengan adanya penambahan modal dari penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), perseroan akhirnya ‘naik kelas’ menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II.
Untuk diketahui, dalam gelaran IPO, Bank Ganesha melepas sebanyak 5,37 miliar saham seharga Rp103 per lembar. Alhasil, dari gelaran tersebut perseroan mampu meraup dana hingga Rp553,34 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sekarang dengan listing di bursa, kami menuju BUKU II, dari struktur modalnya sebagai syaratnya kan harus mencapai Rp1 triliun. Modal inti kami sudah mencapai itu, tinggal nanti bagaimana dari OJK [Otoritas Jasa Keuangan] yang akan menentukan kapan,” jelasnya.
Wati menjelaskan, dengan menjadi BUKU II, Bank Ganesha bisa mengembangkan produk-produk lain untuk menjaring nasabah. Selain itu, perseroan juga bisa meningkatkan infrastruktur dalam mengembangkan usaha.
“Dengan ini kan berarti kami bisa mengembangkan produk-produk seperti internet banking, mobile banking dan mungkin pengembangan ke sektor infrastruktur untuk penambahan ATM,” katanya di Jakarta, Kamis (12/5).
Lebih lanjut, Wati menyatakan dengan masuk ke BUKU II, perusahaan bisa melakukan penetrasi lebih dalam ke produk konsumer. Hal itu diharapkan mampu memacu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).
“Iya, dengan menjadi BUKU II kan produk-produk konsumer bisa kami proses. Seperti misalnya mau kembangkan produk konsumer berarti kan harus ada mobile banking, harus ada debit card. Dengan kita masuk ke BUKU II, kami menuju ke sana,” ujar Wati.
Wati menyatakan, saat ini Bank Ganesha telah mengembangkan produk pembiayaan konsumer, yaitu Kredit Pemilikan Agunan (KPA) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor dan Kredit Penghasilan Tetap. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa perusahaan berencana masuk ke pasar bancassurance.
“Iya, memang kami kembangkan KPA dan KPR. Sama rencananya kami akan bergerak ke bisnis bancasurance tahun ini. Kami berencana menggandeng perusahaan asuransi, tapi belum bisa kami sebutkan namanya,” jelasnya.
Ia berharap, setelah status Bank Ganesha naik ke BUKU II, OJK bisa segera mempertimbangkan dan menyetujui rencana perusahaan untuk meramaikan pasar bancassurance.
Tambah CabangWati menambahkan, guna memaksimalkan ekspansi, manajemen juga berencana melebarkan sayapnya dengan menambah kantor cabang. Ia pun mengaku siap menggunakan kebijakan insentif dari OJK untuk menambah cabang.
“Dalam waktu dekat kami akan menambah satu cabang di Bandung. Untuk selanjutnya masih kami kaji,” jelasnya.
Bank Ganesha saat ini memiliki 7 kantor cabang, 7 kantor cabang pembantu dan 3 kantor kas yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Semarang dan Surabaya. Selain itu Ganesha juga memiliki 22 ATM yang terintegrasi dengan jaringan ATM Bersama.
Sekadar informasi, OJK menerbitkan Surat Edaran (SE) OJK tentang Pembukaan Jaringan Kantor Bank Umum berdasarkan Modal Inti. Beleid ini merupakan penyempurnaan dari SE Bank Indonesia Nomor 15/7/DPNP tanggal 8 Maret 2013.
Dalam beleid lama, bank yang berencana melakukan ekspansi jaringan akan terbatasi ruang geraknya. Sementara, dalam beleid baru, bank yang mampu meningkatkan efisiensi mereka bakal memperoleh insentif berupa pengurangan alokasi modal inti.
Efisiensi yang dipersyaratkan OJK, yakni rasio Net Interest Margin (NIM) dibawah 4,5 persen dengan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) maksimum 75 persen untuk bank BUKU 3 dan 4, serta 85 persen untuk bank BUKU 1 dan 2.
Sayangnya, hingga akhir 2015, kinerja NIM dan BOPO Bank Ganesha masih di atas ketentuan. Pada tahun lalu, NIM perusahaan tercatat mencapai 5,44 persen, sedangkan level BOPO Bank Ganesha mencapai 97,51 persen.
“Ya kami akan berusaha untuk memenuhi ketentuan insentif dari OJK. Semoga setelah IPO ini kinerja akan membaik,” katanya.
(gir)