Jakarta, CNN Indonesia -- Investasi, produksi pabrik dan penjualan ritel China pada bulan April tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan, menambah keraguan tentang stabilitas ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Biro Statistik Nasional China melansir, pertumbuhan produksi pabrik hanya sebesar 6 persen pada April. Hal itu mengecewakan analis yang memperkirakan adanya pertumbuhan hingga 6,5 persen secara tahunan, setelah kenaikan 6,8 persen di bulan sebelumnya.
Sementara itu pertumbuhan investasi aset tetap di China turun menjadi 10,5 persen secara tahunan pada periode Januari-April. Pertumbuhan itu di bawah ekspektasi pasar sebesar 10,9 persen, dan turun dari kuartal pertama dengan pertumbuhan 10,7 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi tetap oleh perusahaan swasta terus melambat, menunjukkan perusahaan swasta tetap skeptis terhadap prospek ekonomi. Investasi oleh perusahaan swasta naik 5,2 persen secara tahunan pada bulan Januari-April, turun dari pertumbuhan 5,7 persen pada kuartal pertama.
Reuters melaporkan, regulator perbankan China telah mengirimkan pemberitahuan mendesak kepada bank-bank untuk menghapus kemacetan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan swasta.
Adapun pertumbuhan penjualan ritel pada bulan April, yang merangkum pembelian swasta dan pemerintah, melambat menjadi 10,1 persen. Padahal, analis memperkirakan penjualan akan meningkat 10,5 persen secara tahunan setelah tumbuh 10,5 persen di bulan sebelumnya.
Data Maret yang optimistis telah memicu harapan bahwa ekonomi China membaik setelah lebih dari satu tahun langkah-langkah stimulus fiskal, moneter dan administrasi. Pasar properti yang pulih juga telah mendorong permintaan untuk bahan baku, memberikan dorongan untuk industri berat seperti pabrik baja.
Namun banyak dari data pada April, termasuk ekspor impor, tercatat lebih lemah dari yang diharapkan. Sementara survei aktivitas pabrik yang lesu terus menggarisbawahi pelemahan dalam cakupan ekonomi yang lebih luas.
Pertumbuhan ekonomi China telah melambat ke posisi terendah dalam 25 tahun, terbebani oleh kombinasi dari lemahnya permintaan dari dalam dan di luar negeri, kelebihan kapasitas pabrik dan meningkatnya jumlah utang.
Pemerintah telah menetapkan pengurangan banjir kapasitas sebagai salah satu prioritas utama, dan telah bersumpah untuk menempatkan perusahaan "zombie" keluar dari bisnis. Namun, ekonom berharap pihak berwenang bergerak perlahan untuk menghindari lonjakan tajam dalam pengangguran.
Baru-baru ini, kabinet pemerintahan China berencana melakukan perbaikan di sektor produk konsumen untuk meningkatkan konsumsi, dengan meningkatkan kualitas produk dan menerapkan peraturan untuk menjamin akses pasar, serta merampingkan perizinan.
(gir)