Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) mencatat peningkatan penjualan bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis pertamax, pertamax plus, Pertamina dex dan juga pertalite akibat harga jualnya yang semakin terjangkau.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mencontohkan, telah terjadi peningkatan penjualan pertamax dari 8 ribu kiloliter (KL) per hari menjadi 10 ribu KL per hari. Naiknya volume penjualan tersebut terjadi sejak 15 Mei 2015, ketika Pertamina menurunkan harganya sebesar Rp1.950 per liter menjadi Rp7.350 per liter.
“Selisih harga BBM bersubsidi dengan non subsidi yang semakin tipis, membuat masyarakat memiliki alternatif ketika membeli BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU),” ujar Wianda, Kamis (19/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, harga BBM bersubsidi jenis premium saat ini adalah Rp6.450 per liter atau hanya selisih Rp900 per liter dengan pertamax.
Terhitung mulai 15 Mei 2016, Pertamina menurunkan kembali harga BBM non subsidi yang dijualnya. Untuk pertamax, Pertamina menurunkan harganya sebesar Rp200 per liter untuk seluruh provinsi di Jawa, Madura, dan Bali menjadi Rp7.350-Rp7.450 per liter dan menurunkan sebesar Rp300 per liter untuk daerah lainnya menjadi Rp7.700-Rp10.650 per liter.
Selain itu, untuk BBM jenis pertamax plus, Pertamina dex, pertalite, dexlite, dipangkas harganya mulai dari Rp200-Rp300 per liter.
Berly Martawardaya, Pengamat Energi dari Universitas Indonesia mengatakan dampak penurunan harga BBM non subsidi Pertamina masih relatif kecil terhadap inflasi. Hal ini karena volume penjualannya masih kecil jika dibandingkan dengan volume penjualan BBM jenis premium dan solar.
"Dampaknya lebih ke efisiensi mesin dan polusi yang berkurang karena pembakaran mesin lebih berjalan baik," katanya.
Sudaryatmo, Wakil Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), mengatakan persoalan utama BBM adalah soal ketersediaan pasokan, khususnya di luar Jawa.
"Akibat tidak ada jaminan ketersediaan, terjadi pasar gelap BBM dengan harga di atas harga yang ditetapkan," tandas Sudaryatmo.
(gen)