Menteri Keuangan Tidak Takut Risiko Kenaikkan Bunga The Fed

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 19 Mei 2016 18:05 WIB
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yakin perekonomian Indonesia tetap stabil kendati The Fed sudah memberikan sinyal akan menaikkan bunga acuan pada Juni.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Gubernur BI Agus Martowardojo berfoto bersama Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen dan Direktur IMF Christine Lagarde, serta para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara anggota G20. (Rolex dela Pena-Pool/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis perekonomian Indonesia tetap stabil kendati spekulasi soal rencana kenaikan suku bunga Bank Setral Amerika Serikat (AS) pada Juni mendatang menguat.

"Saya pikir kita sudah pernah mengalami itu. Pada Desember 2015 kan Fed Fund Rate naik 25 basis point dan ekonomi kita bisa tetap stabil," tutur Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro usai menutup Sidang Tahunan Islamic Development Bank Ke-41 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (19/5).

Menurut Bambang, spekulasi wajar terjadi setiap kali ada penyataan bank sentral mengenai rencana kenaikan tingkat bunga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencana kenaikkan suku bunga The Fed terungkap dalam notulensi rapat Dewan Gubernur Bank Sentral AS (FOMC) pada 26-27 April lalu yang baru dirilis kemarin, Rabu (18/5) waktu setempat.

Dalam risalah rapat tersebut, mayoritas petinggi The Fed akan memantau perkembangan tingkat pengangguran dan inflasi sebagai dasar penetapan suku bunga acuan. The Fed mempertimbangkan kenaikkan suku bunga jika kedua indikator tersebut sesuai dengan prediksi pemulihan ekonomi kuartal II 2016.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kemenkeu Robert Pakpahan mengaku tidak terlalu khawatir dengan rencana kenaikan FFR. Pasalnya, sebagain besar kebutuhan pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sudah dipenuhi di awal tahun (front loading).

"Santailah kita. Kan kami sudah front loading sehingga sebagian besar kebutuhan financing sudah terpenuhi," ujar Robert.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mencatat realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) per 27 April 2016 mencapai Rp306,78 triliun atau 55 persen dari target pembiayaan Rp555,72 triliun di APBN 2016. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER