Aramco Ikhlas Pertamina Pilih Rosneft Garap Kilang Tuban

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 23 Mei 2016 17:58 WIB
Proyek kilang Tuban senilai US$12 miliar - US$14 miliar berkapasitas 320 ribu barel per hari sebelumnya diperebutkan oleh enam perusahaan asing.
Proyek kilang Pertamina di Tuban senilai US$12 miliar - US$14 miliar berkapasitas 320 ribu barel per hari sebelumnya diperebutkan oleh enam perusahaan asing. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan minyak asal Arab Saudi, Saudi Aramco berlapang dada setelah Pertamina memutuskan memilih Rosneft untuk mengembangkan kilang Grass Root Refinery (GRR) di Tuban, Jawa Timur.

Vice President of International Operations Saudi Aramco Said Al-Hadrami memaklumi jika Rosneft bisa memberikan tawaran bisnis lebih baik kepada Pertamina. Maka dari itu, Saudi Aramco juga tak akan mengintervensi keputusan akhir dan menghargai keputusan Pertamina.

"Kami hargai keputusan Pertamina, mungkin Rosneft punya bisnis yang lebih baik. Sebetulnya kami juga sama-sama siap melakukan pengembangan, namun jika ada mitra yang punya kapabilitas lebih dari kami, akan kami terima," jelas Al-Hadrami di Jakarta, Senin (23/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, proyek kilang Tuban akan memakan biaya US$12 miliar - US$14 miliar yang diperkirakan bisa rampung pada 2021 dengan kapasitas 320 ribu barel per hari (bph) dan diperebutkan oleh enam perusahaan.

Keenam perusahaan itu adalah Kuwait Petroleum International, China Petroleum and Chemical Corporation Ltd (Sinopec), konsorsium PTT Global Chemical Plc dan Thai Oil Ltd, Indian Oil, Saudi Aramco, dan Rosneft. Kedua perusahaan yang disebut belakangan, digadang-gadang menjadi dua calon mitra kuat Pertamina.

Namun, dalam lawatan Presiden Joko Widodo ke Rusia pekan lalu, Rosneft telah dipastikan akan menjadi mitra Pertamina dengan rencana penandatanganan nota kesepahaman pada pekan ini.

Incar Bisnis Hilir

Meskipun berbesar hati, Al-Hadrami menceritakan sebenarnya perusahannya sudah mengincar Proyek kilang GRR Tuban sejak 2012. Bahkan menurutnya, Saudi Aramco adalah perusahaan pertama yang memberikan proposal untuk menjadi mitra Pertamina.

Namun sayangnya, proposal itu tidak dapat dilanjutkan karena Pertamina mengalami keterbatasan lahan pada saat itu. Lalu setelah Pertamina kembali mencari mitra GRR Tuban pada November 2015, Saudi Aramco disebutnya masih memiliki ketertarikan yang sama.

"Kendati tidak jadi mengurusi kilang Tuban, kami kan sudah berkomitmen membantu pengembangan kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) di Cilacap. Kami juga masih membidik beberapa lini bisnis di Indonesia," jelasnya.

Ia melanjutkan, Saudi Aramco juga telah melakukan nota kesepahaman dengan Pertamina untuk proyek RDMP Balongan dan Dumai selain Cilacap. Atau dengan kata lain, 75 persen proyek RDMP Pertamina dibantu oleh Saudi Aramco, di mana perusahaan milik Pemerintah Arab Saudi itu tidak ikut serta di dalam proyek RDMP Balikpapan.

Jika proyek pengembangan kilang ini rampung, ia mengatakan perusahaannya juga membidik lini usaha distribusi hilir migas. Hal ini dilakukan sebagai upaya integrasi hasil produksi kilang dan pemasarannya.

"Ini salah satu key interest kami untuk bisa berkembang ke distribusi hilir migas. Apa yang kami butuhkan sekarang adalah kompetisi yang adil, dan juga perlu ada bantuan Pemerintah terkait ini," jelas Said. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER