Kuartal I 2016, Bunga Kredit-Simpanan Cuma Turun 20-37 Bps

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Kamis, 26 Mei 2016 11:30 WIB
Selama tiga bulan pertama, BI rate sudah menurunkan bunga acuannya hingga 75 bps. Namun, bunga kredit dan simpanan cuma turun 20-37 bps.
Ilustrasi investasi. (Thinkstock/denphumi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Selama Januari-Maret 2016, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuannya (BI rate) sebanyak 75 basis poin (bps). Namun, bunga simpanan cuma turun paling banyak 37 bps. Untuk kelompok dana pihak ketiga (DPK) berjenis giro bahkan bunga naik tipis 3 bps dari 2,33 persen menjadi 2,36 persen (giro rupiah).

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), suku bunga rata-rata DPK bank umum untuk simpanan jenis tabungan turun 7 bps dari 1,98 persen pada Januari 2016 menjadi 1,91 persen pada Maret 2016.

Sementara, untuk simpanan berbentuk deposito, penurunan bunganya mencapai 37 bps untuk tenor satu bulan. Adapun, untuk tenor tiga bulan, bunga simpanannya turun 31 bps. Sementara, tenor enam bulan dan 12 bulan atau lebih, bunganya menciut masing-masing 17 persen, dan 19 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara umum, perbankan menghimpun total DPK sebesar Rp4.468 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah ini tercatat tumbuh tipis 1,24 persen jika dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp4.413 triliun.

Ironisnya, penurunan bunga rata-rata kredit bank umum tidak lebih besar dari penurunan bunga simpanan. Berdasarkan jenis penggunaannya, suku bunga rata-rata untuk kredit modal kerja di kisaran 12,28 persen per 31 Maret 2016 atau turun 20 bps ketimbang 12,48 persen pada Januari.

Penurunan bunga kredit investasi lebih tipis lagi. Yaitu, 12 bps menjadi 11,84 persen. Sementara, bunga kredit konsumsi nyaris stagnan dengan penurunan bunga kredit hanya 3 bps. Yakni, dari sebesar 13,94 persen menjadi 13,91 persen.

Adapun, per kuartal I 2016, total kredit yang disalurkan bank umum sebesar Rp4.029 triliun atau tumbuh 8,48 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu yang berkisar Rp3.714 triliun. Ini juga berarti bahwa pertumbuhan kredit bank umum lebih kencang dibandingkan pertumbuhan DPK.

Belum lama ini, BI mengumumkan kebijakan moneter baru dengan mengubah bunga acuan ke 7 days reverse repo rate. Acuan anyar ini dinilai lebih mendekat ke transaksi pasar uang.

Sebelumnya, Doddy Zulverdi, Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI menuturkan, BI rate menjadi kurang efektif mempengaruhi suku bunga pasar.

"Sehingga, lebih mencerminkan kondisi pasar keuangan," pungkasnya. (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER