Home Credit Bidik Pembiayaan Rp1,5 Triliun Tahun Ini

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Senin, 11 Apr 2016 17:30 WIB
Hingga kuartal pertama tahun ini, perusahaan pembiayaan asal Republik Ceko  tersebut telah menyalurkan pembiayaan baru hampir Rp 300 miliar.
Jaroslav Gaisler, Direktur Utama Home Credit Indonesia saat memaparkan kinerja kuartal pertama 2016, Senin (11/4). (CNN Indonesia/Immanuel Giras Pasopati)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Home Credit Indonesia menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan baru atau new booking sebesar Rp1,5 triliun sepanjang tahun ini.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai Rp530 miliar, maka target pembiayaan Home Credit tahun ini tumbuh 178,8 persen.

Sementara hingga kuartal pertama tahun ini, perusahaan pembiayaan yang berbasis di Republik Ceko  tersebut telah menyalurkan pembiayaan baru hampir Rp 300 miliar atau melesat Rp286 miliar ketimbang tahun lalu yang hanya menyentuh Rp 14 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertumbuhan bisnis Home Credit ditopang oleh strategi perusahaan sebagai multifinance yang menawarkan pembiayaan consumer durable dan multiguna dengan produk dan inovasi menarik. Kami menawarkan bunga mulai dari nol persen hingga bergantung pada penilaian risiko masing-masing nasabah," ujar Jaroslav Gaisler, Direktur Utama Home Credit, Senin (11/4).

Tidak hanya itu, Gaisler mencatat selama tiga tahun beroperasi di Indonesia perusahaannya telah berhasil mengembangkan jaringan pemasarannya. Saat ini, setidaknya terdapat 2.200 titik penjualan di kota-kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Makasar dengan mitra, seperti Global Teleshop, Electronic Solution, Hypermart dan lain sebagainya.

"Pertumbuhan ini mengantarkan Home Credit sebagai pemimpin pasar terbesar kedua dalam pembiayaan consumer durable (telepon genggam, komputer jinjing dan perabotan rumah tangga). Berdasarkan hitung-hitungan kami, saat ini pangsa pasar kami sekitar 20 persen - 22 persen," imbuh Gaisler.

Sebagaimana diketahui, portofolio Home Credit banyak mengalir ke pembiayaan telepon genggam dan komputer jinjing. Di mana kedua sektor pembiayaan ini mengambil porsi hingga 69 persen.

Sedangkan untuk 31 persen sisanya, mengalir ke pembiayaan perabot rumah tangga.

Tahun ini, katanya perseroan juga mulai melayani pembiayaan multiguna, antara lain perjalanan, pendidikan dan pelayanan kesehatan.

"Makanya, kami optimistis, pembiayaan tahun ini mampu mencapai target Rp 1,5 triliun. Selain karena, permintaan yang masih baik dan ekonomi yang tumbuh positif, kami juga melihat ada peluang dari pembiayaan multiguna pada hari raya besar nanti," tutur Gaisler.

Masih Merugi

Kendati mampu mencetak kinerja kinclong, Home Credit masih membukukan rugi dalam neraca keuangannya. Dalam laporan keuangan Home Credit B.V, induk usaha Home Credit Indonesia, labanya tumbuh negatif dalam dua tahun terakhir. Pertumbuhan laba negatif ini banyak juga disumbang dari wilayah operasionalnya di Rusia, Belarus dan Eropa Timur lainnya.

"Home Credit di Indonesia juga labanya masih negatif. Hal ini dikarenakan, kami masih baru disini dan banyak berinvestasi. Infrastruktur, teknologi informasi, sumber daya manusia. Kami kira, break even point (titik impas) baru terjadi di tahun 2017 mendatang," terang Andy N Gultom, Chief External Affairs Home Credit.

Dia menambahkan, ekspansi jaringan juga masih akan berlanjut di tahun ini. Setelah menambah dua kota sebagai titik penjualannya, yakni Surabaya dan Makasar pada akhir kuartal tahun lalu, Home Credit berniat menambah 10 kota lapis I dan II dalam perencanaan bisnisnya tahun ini. (dim/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER