Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan kinerja perusahaan pertambangan batubara di Indonesia belum akan membaik tahun depan. Harga yang masih rendah membuat pemerintah memperkirakan target produksi batubara tahun depan sebesar 413 juta ton, terlampau tinggi untuk diraih.
Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono memperkirakan banyak perusahaan-perusahaan tambang skala kecil yang akan memangkas alokasi dana operasionalnya tahun depan, akibat harga batubara tak kunjung membaik.
Sebagai informasi, pemerintah telah mematok harga batubara acuan (HBA) Mei 2016 sebesar US$51,2 per ton, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan HBA Mei 2015 yang sebesar US$61,08 per ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini seleksi alam. Perusahaan tambang kecil yang tidak efisien, tidak akan mampu menahan harga yang rendah dan akan tutup,” kata Bambang dikutip dari Reuters, Selasa (31/5).
Bambang menghitung, menguapnya sumbangan produksi dari perusahaan batubara skala kecil bakal membuat proyeksi produksi batubara 2017 menyusut dari 413 juta ton menjadi 409 juta ton. Angka 413 juta ton sendiri dikutip dari rencana produksi batubara nasional 2015 - 2019 yang telah disusun pemerintah.
Sementara realisasi produksi batubara tahun lalu, jauh dari target yang ditetapkan pemerintah. Bambang mencatat dari target 425 juta ton yang dibidik, realisasinya di lapangan perusahaan-perusahaan batubara hanya mampu menggali sebanyak 392 juta ton dari perut bumi.