Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) akan mengikuti tender untuk mendapatkan hak partisipasi (Participating Interest/PI) pengelolaan dua blok di Iran meski harus bersaing dengan kompetitor global. Ketertarikan tersebut telah disampaikan BUMN Migas itu ke Otoritas Iran meski eksekusi pengelolaan kedua kilang itu belumakan dilakukan pada tahun ini.
Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam menjelaskan, proses untuk mendapatkan hak partisipasi tersebut sangat panjang dengan berubahnya kontrak minyak Iran. Terlebih, ujarnya, saat ini banyak perusahaan minyak selain Pertamina yang juga berminat untuk mendapatkan hak pengelolaan dua blok tersebut sehingga kompetisinya dipastikan sangat berat.
"Makanya saya tidak yakin kalau tahun ini kami bisa close untuk blok di Iran. Peserta bidding-nya juga banyak sekali, kami rasa peluangnya 50:50," jelas Syamsu, Selasa, (31/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kedua blok tersebut sangat menarik karena memiliki cadangan minyak sekitar 50 juta barel. Sejauh ini, kata Syamsu, Pertamina baru sebatas berniat menjadi pemegang hak partisipasi meski tak menutup kemungkinan menjadi operator di dua blok milik Iran itu.
"Sebetulnya tidak harus selalu seperti itu (dari pemegang PI menjadi operator). Kami punya strategi apakah di suatu tempat kita mempunyai PI saja ya sudah. Atau kami di situ putuskan jadi operator, seperti ketika kami masuk di Aljazair," jelasnya.
Syamsu mengatakan, Pertamina berharap bisa mendapatkan jatah produksi 30 ribu barel per hari dari masing-masing blok. Selain itu, perusahaan juga hanya akan fokus merebut hak partisipasi dua blok ini dan kemungkinan tidak akan menambah blok lagi di Iran.
"Kalau di Iran, yang dilihat kurang lebih ada dua blok lah. Tapi tentu saja pasti nanti semuanya perlu uang, tergantung nanti Direktur Keuangan sanggup berapa yang bisa disiapkan. Kalau kami dari hulu kan pasti maunya yang banyak," katanya.
Selain Iran, jelasnya, perusahaan juga masih mengkaji jumlah hak partisipasi yang akan diambil alih perusahaan dari blok-blok kelolaan di Rusia sebagai bagian kesepakatan kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban dengan Rosneft.
"Kami juga masih memilih, apakah akan menguasai beberapa aset, atau kami tidak usah dapatkan banyak tempat tapi bisa dapat produksi besar. Nah ini semuanya masih kita lihat secara komprehensif," jelasnya.
Sebagai informasi, saat ini perusahaan memiliki usaha-usaha hulu migas yang beroperasi di Malaysia, Aljazair, dan Irak dengan total produksi minyak sebesar 79 ribu barel per hari sepanjang tahun lalu. Sementara itu hingga Mei tahun ini, perusahaan berhasil mencatat produksi 83 ribu barel per hari dari lapangan-lapangan di luar negeri.
(ags)