Tekan Angka Kebocoran, Pertamina Perketat Distribusi BBM

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 27 Mei 2016 13:32 WIB
Pertamina menargetkan bisa menekan angka penyusutan BBM dan minyak jadi kurang dari 1 juta barel tahun ini, dibanding 2015 lalu sebanyak 3,11 juta barel.
Pertamina menargetkan bisa menekan angka penyusutan BBM dan minyak jadi kurang dari 1 juta barel tahun ini, dibanding 2015 lalu sebanyak 3,11 juta barel. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) bertekad memangkas angka kebocoran dari pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) dan minyak mentah menjadi kurang dari 1 juta barel tahun ini. Cita-cita untuk memperbaiki angka penyusutan tersebut mencapai tiga kali lipat dari jumlah kebocoran yang terjadi pada 2015 lalu sebanyak 3,11 juta barel.

Koordinator Tim Pembenahan Tata Kelola Arus Minyak (PTKAM) Pertamina Faisal Yusra mengatakan target tersebut sangat mungkin dicapai setelah angka kebocoran per April 2016 hanya sebesar 0,29 juta barel. Dengan asumsi perhitungan tetap, maka harusnya Pertamina 'hanya' mengalami penyusutan minyak sebesar 0,87 juta barel sepanjang tahun ini.

"Tentu yang akan kami lakukan adalah perbaikan mekanisme serah terima minyak mentah dan BBM, karena kami menyadari satu tetes minyak yang menyusut itu memiliki nilai finansial yang sangat besar," jelas Faisal di Jakarta, Jumat (27/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia melanjutkan, mengurangi volume yang menyusut ini membutuhkan kerja keras mengingat rantai pasokan minyak terbilang cukup panjang antara hulu hingga hilirnya. Ia menyebut setidaknya ada enam tahapan yang harus dilalui minyak sebelum diterima oleh masyarakat.

Enam tahapan itu adalah memasukkan minyak mentah ke tangki timbun, perjalanan menuju kilang, bongkar muat dari kapal tanker, pemrosesan di kilang-kilang milik perusahaan, distribusi ke Terminal BBM, dan distribusi ke konsumen. Semua tahapan tersebut, jelas Faisal, melibatkan banyak pihak sehingga timnya kewalahan untuk menginspeksi prosesnya satu-satu.

"Seperti distribusi minyak itu kan bisa saja dari satu kapal besar lalu dibagi-bagi ke ratusan kapal tongkang, lalu distribusi BBM pun bukan hanya dengan truk namun juga dengan pesawat dan kereta api. Itu kan susah dipantau dan masing-masing berbeda resiko penyusutannya," imbuhnya.

Di samping itu, ia mengatakan pada dasarnya distribusi minyak menyebabkan penyusutan secara alami, sehingga perusahaan tidak bisa menghilangkan kebocoran seluruhnya. Namun ada beberapa upaya yang bisa dilakukan perusahaan agar target tahun ini dapat tercapai.

"Salah satunya adalah perbaikan sistem prosedur pengukuran di tiap tahap distribusi. Ibaratnya kalau kami masukkan minyak ke ember yang bengkok itu tidak apa-apa, asal pengukurannya sama dengan ketika ember itu belum bengkok. Hal-hal seperti itu yang kami harus perhatikan," ujarnya.

Hemat Uang

Selain itu, tim juga akan melaporkan ke jajaran direksi jika penyusutan minyak di satu proses distribusi tidak berkurang secara signifikan. Ia berharap, perbaikan tata kelola arus minyak ini bisa berhasil karena mampu mengurangi rugi potensial (potential loss) secara finansial.

Untuk tahun ini, perusahaan berharap bisa berhemat sebesar US$105 juta atau menurun 2,5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$255 juta. Bahkan hingga akhir tahun nanti, Pertamina bisa menghemat hingga US$200 juta karena hingga April angka efisiensinya mencapai US$100 juta.

"Proses distribusi minyak Indonesia ini paling rumit di dunia, bahkan konsultan saja tidak sanggup mengurainya. Tapi kami berharap ini bisa berjalan sesuai rencana, artinya kan ini ada perbaikan di tata kelola distribusi minyak Pertamina," katanya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER