Jakarta, CNN Indonesia --
Gearing ratio alias perbandingan jumlah penjaminan dengan modal sendiri PT Penjaminan Jamkrindo Syariah sudah mendekati batas yang diperkenankan yakni 10 kali. Hingga akhir Mei 2016, volume penjaminan Jamkrindo Syariah menembus angka Rp2,8 triliun.
Padahal, total aset anak usaha Perum Jamkrindo tersebut cuma Rp280 miliar atau berarti habis apabila dikalikan 10 kali lipat dengan volume penjaminan yang dibukukannya. Adapun, modal yang dikantongi Jamkrindo Syariah sebesar Rp250 miliar.
"Kami menyiapkan dua skema untuk menaikkan gearing ratio. Pertama, minta induk untuk tambah modal atau kedua, usul ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar penjaminan berbasis syariah lebih fleksibel. Toh, kami mayoritas jamin pembiayaan produktif," ujar Kadar Wisnuwarman, Direktur Utama Jamkrindo Syariah, Kamis (2/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati
gearing ratio-nya mepet, sambung dia, volume penjaminan yang dibukukan merupakan
outstanding. Artinya, nilai ini akan naik dan turun dalam jangka pendek seiring dengan bisnis-bisnis baru di bulan berikutnya.
Maklum, kebanyakan bisnis yang dibukukan Jamkrindo Syariah bersifat jangka pendek, seperti
bonding dan
suretyship. Penjaminan
bonding sendiri berkontribusi hingga 75 persen dari total bisnis perseroan.
Secara keseluruhan, Jamkrindo Syariah menargetkan mengelola volume penjaminan sebesar Rp7 triliun sampai akhir tahun nanti atau dipatok tumbuh 84,2 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebesar Rp3,8 triliun.
"Kami ingin tumbuh hampir tiga kali lipat, baik volume penjaminan maupun imbal jasa kafalah (IJK). Kami percaya diri lantaran asumsi bisnis dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan perjanjian kerja sama baru dari beberapa bank syariah," imbuh dia.
Per 31 Mei 2016, IJK Jamkrindo Syariah mencapai Rp31 miliar. Di sepanjang tahun lalu, IJK perseroan hanya Rp37 miliar. Perseroan menargetkan mengantongi IJK sebesar Rp99 miliar hingga akhir tahun nanti.
(bir/gen)