Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memangkas target pertumbuhan ekspor dari 2,2 persen pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 menjadi 0,1 persen dalam Rancangan APBN Perubahan (RAPBNP) 2016. Pemangkasan itu dipicu oleh masih tertekannya harga komoditas.
"Ekspor kami harapkan bisa tumbuh positif meskipun hanya 0,1 persen" tutur Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro dalam rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (6/6).
Menurut Bambang, pemerintah berupaya agar ekspor nasional bisa tetap tumbuh agar berdampak positif pada perekonomian. Tahun lalu, ekspor barang dan jasa Indonesia tumbuh negatif sebesar minus 2 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, pelemahan ekonomi China berdampak pada menurunnya permintaan ekspor komoditas Indonesia.
"Melambatnya perekonomian China akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi kita karena China adalah salah satu mitra dagang utama khususnya untuk ekspor. Sementara yang diekspor ke China kebanyakan adalah komoditas," ujarnya.
Selain ekspor, pemerintah juga memangkas target impor barang dan jasa tahun ini dalam RAPBNP 2016 dari 2 persen menjadi 0,4 persen. Target itu melonjak dari realisasi impor tahun lalu yang minus 5,8 persen.
"Tentunya pertumbuhan positif impor diperlukan karena ini akan mendorong investasi Indonesia," ujarnya
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor barang Indonesia sepanjang Januari-April 2016 turun 13,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi US$45,05 miliar. Sedangkan impor Januari-April 2016 juga turun 13,44 persen dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi US$42,72 miliar.
(gen)