Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo ingin perayaan menjelang Idul Fitri bisa dimeriahkan dengan diskon besar-besaran. Menurutnya selama ini pedagang Indonesia memiliki kebiasaan menaikkan harga, terutama pangan jelang perayaan Idul Fitri di setiap tahunnya.
Dia membandingkan Indonesia dengan negara-negara lain yang memberikan diskon besar saat perayaan keagamaan besar, seperti Natal dan Tahun Baru.
"Seharusnya menjelang Idul Fitri banyak diskon. Tempat lain bisa kenapa kita tidak bisa? Ini malah cepat-cepatan naik," kata Jokowi saat membuka sidang paripurna kabinet di Istana Negara, Selasa (7/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyadari permintaan barang akan meningkat jelang Lebaran. Menurutnya, diskon besar menjelang Idul Fitri dapat direalisasikan apabila suplai dikendalikan secara terkonsep, terencana, dan implementasinya diikuti di lapangan.
"Yang terkena dampak dari kenaikan harga adalah rakyat kecil, termasuk petani. 82 persen petani merupakan konsumen beras," kata dia.
Dalam rapat terbatas sebelummya, Jokowi menginstruksikan Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno untuk menstabilkan harga pangan.
Instruksi itu dikeluarkan guna menjamin harga pangan komoditas strategis turun sepanjang bulan puasa hingga Lebaran 2016. Pemerintah juga mengambil langkah impor untuk menstabilkan harga pangan.
Jokowi menargetkan harga daging yang biasanya mencapai Rp120-130 ribu per kilogram turun menjadi Rp80 ribu per kilogram saat bulan puasa dan Lebaran. Pemerintah sepakat menurunkan harga beras, cabai, bawang, ayam, dan minyak goreng sebesar 5,5 persen dari produsen.
(gir)