Kesepakatan Pembiayaan Diteken, PLTU Batang Dikebut 2019

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Kamis, 09 Jun 2016 13:33 WIB
Dari total kebutuhan investasi US$4,2 miliar, 80 persen pembiayaan PLTU Batang akan ditanggung oleh JBIC (US$1,92 miliar) dan konsorsium bank (US$1,28 miliar).
Presiden Joko Widodo saat meresmikan dimulainya pembangunan PLTU Batang di Jawa Tengah. (Dok. Sekretariat Kabinet)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kesepakatan pembiayaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah resmi diteken pada hari ini, Kamis (9/6) dengan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan jajaran menterinya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, proyek PLTU Batang merupakan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan investasi senilai US$4,2 miliar. Menurutnya, PLTU Batang merupakan proyek KPBU Listrik terbesar di Asia, dengan kapasitas sebesar 2 x 1.000 megawatt (MW), yang menggunakan teknologi ultrasuper critical yang lebih efisien.

"PLTU Batang merupakan proyek KPBU kelistrikan pertama yang mencapai financial close," ujar Darmin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darmin menganggap, financial closing PLTU Batang sebagai keberhasilan dari kerja sama pemerintah dengan badan usaha nasional dan Jepang, dengan dukungan perbankan.

"Dengan telah tercapainya financial closing ini, pembangunan fisik proyek dapat segera dimulai dengan target operasional pada 2019," tuturnya.

PLTU Batang merupakan proyek KPBU yang dipercayakan kepada PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), yang merupakan anak usaha PT Adaro Energy Tbk, sebagai kontraktor pelaksananya. Dari total kebutuhan investasi yang mencapai US$4,2 miliar, BPI siap menanggung 20 persen biaya.  

Sementara itu, sisanya disediakan oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebesar US$1,92 miliar (48 persen dari biaya investasi) dan konsorsium bank sebesar US$1,28 miliar (32 persen dari nilai investasi). (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER