Jokowi Ingin jadi Saksi, Financial Closing PLTU Batang Mundur

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 08 Jun 2016 14:18 WIB
Financial closing PLTU Batang akan dilaksanakan besok di Istana Negara karena Presiden Joko Widodo ingin menyaksikan langsung penandatanganannya.
Financial closing PLTU Batang akan dilaksanakan besok di Istana Negara karena ingin disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. (Dok. Sekretariat Kabinet)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penandatanganan pemenuhan pembiayaan (financial closing) bagi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah diundur dari jadwal seharusnya, Rabu (8/6). Financial closing PLTU Batang rencananya akan dilaksanakan esok, Kamis (9/6).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, financial closing PLTU Batang akan dilaksanakan besok di Istana Negara karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menyaksikannya secara langsung. Jika financial closing ini selesai, ia berharap konstruksi proyek bisa selesai dalam tiga tahun mendatang.

"Mudah-mudahan dengan selesainya PLTU Batang ini bisa menghasilkan tambahan pasokan listrik di Jawa yang memang membutuhkan cadangan daya pembangkit terhadap beban puncak (reserve margin) sebesar 30 persen bisa terjaga," jelas Sudirman saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Rabu (8/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyambung pernyataan Sudirman, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir mengatakan financial closing ini merupakan yang terbesar di tahun 2016 mengingat PLTU Batang memiliki kapasitas 2 x 1.000 MW. Sementara itu, PLN menargetkan financial closing proyek pembangkit listrik sebesar 6 ribu MW, sehingga proyek Batang mengambil sepertiga dari financial closing tahun ini.

"Ini 2 ribu MW akan kami close, sementara yang sudah financial close sudah 3 ribuan MW. Hingga akhir tahun, kami harapkan bisa financial close sebesar 6 ribu MW," jelas Sofyan.

PLTU Batang merupakan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan investasi senilai US$4 miliar. Proyek ini ditugaskan kepada PT Bhimasena Power Indonesia, yang merupakan anak usaha PT Adaro Energy Tbk.

Sebanyak 20 persen biaya investasi akan disediakan oleh perusahaan. Sementara itu, sisa pembiayaan PLTU Batang sebesar US$3,2 miliar disediakan oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebesar US$1,92 miliar (48 persen dari biaya investasi) dan konsorsium bank sebesar US$1,28 miliar (32 persen dari nilai investasi). (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER