Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham nasional diprediksi masih akan mengalami tekanan pada Jumat (10/6) menyusul pelemahan yang terjadi pada perdagangan hari sebelumnya. Namun, Penguatan rupiah dan aliran modal asing yang kembali masuk diharapkan bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Lanjar Nafi, Analis Reliance Securities dalam riset hariannya mengatakan, mayoritas bursa saham di Asia terkoreksi pada perdagangan kemarin, Kamis (9/6) setelah Amerika Serikat merilis data lapangan kerja yang kurang menggembirakan. Selain itu, pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh Bank Dunia dan menghangatnya wacana keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) turut menjadi sentimen negatif.
Tak hanya itu, kata Lanjar, rilis data ekonomi China yang menunjukkan tingkat inflasi dan impor yang mengecewakan juga ikut memperkeruh suasana pasar modal regional kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua itu, diyakini Lanjar turut berdampak pada perdagangan saham di Indonesia. "Sehingga diperkirakan IHSG masih akan mengalami tekanan diakhir pekan dengan range pergerakan 4.850-4.940," tulis Lanjar dalam risetnya.
Sementara itu, William Surya Wijaya, Analis PT Asjaya Indosurya Securities memprediksi IHSG akan bergerak positif paa kisaran 4.856-4.945. Arus modal asing (
capital inflow) terlihat telah kembali.
Menurutnya, aliran modal asing (capital inflow) yang kembali masuk menunjukkan daya tarik pasar modal nasional yang masih cukup kuat. Selain itu, faktor penguatan rupiah yang kemungkinan masih akan berlanjut diyakini akan menggairahkan pasar di akhir pekan ini.
Dalam risetnya, William merekomendasikan sejumlah saham untuk dipertimbangkan untuk dibeli pada hari ini, yakni WIKA, BBNI, BMRI, KLBF, INDF, UNVR, SMCB, ASII, dan WTON.
(ags)