Hingga Mei, Pendapatan Negara Capai 27,2 Persen dari Target

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jun 2016 17:05 WIB
Kementerian Keuangan mencatat, pendapatan negara hingga 31 Mei 2016 mencapai Rp496,6 triliun, dari target APBN 2016 sebesar Rp1.822,5 triliun.
Kementerian Keuangan mencatat, pendapatan negara hingga 31 Mei 2016 mencapai Rp496,6 triliun, dari target APBN 2016 sebesar Rp1.822,5 triliun. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi pendapatan negara hingga 31 Mei 2016 mencapai Rp496,6 triliun atau 27,2 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar Rp1.822,5 triliun.

Kepala Pusat Harmonisasi dan Analisis Kebijakan, Luky Alfirman, merinci penerimaan perpajakan berkontribusi sebesar Rp406,9 triliun atau 26,3 persen dari target Rp1.546,73 triliun. Capaian ini lebih rendah dibandingkan periode yang sana tahun lalu, Rp435,3 triliun.

"Dibandingkan tahun lalu, penerimaan perpajakan ini [Januari-Mei] memang masih minus tetapi kalau hanya dilihat dari penerimaan Mei 2016 dibandingkan Mei 2015 itu sudah lebih baik," tutur Luky di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jumat(10/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tercatat, penerimaan perpajakan sepanjang Mei tahun ini mencapai Rp86,4 triliun atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp80,7 triliun.

Khusus penerimaan di sektor pajak tercatat sebesar Rp364,1 triliun atau 26,8 persen dari target. Capaian ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Rp377,03 triliun atau 29,13 persen dari target Rp1.294.26 triliun.

"Turunnya realisasi terutama disebabkan oleh penerimaan Pajak Penghasilan [PPh] minyak dan gas [migas] akibat harga minyak yang jauh di bawah asumsi makro APBN 2016," kata Luky.

Selain itu, perlambatan perekonomian juga mempengaruhi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Selanjutnya, penerimaan bea dan cukai hingga Mei tercatat Rp42,9 triliun atau 23 persen dari target Rp186,5 triliun. Khusus untuk cukai, realisasi baru mencapai Rp26 triliun atau 19,5 dari target.

Sementara, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) telah mencapai Rp89,1 triliun atau 32,5 persen dari target Rp273,8 persen. Capaian itu lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp98,1 triliun.

Menurut Luky, tertekannya realisasi PNBP disebabkan oleh turunnya PNBP Sumber Daya Alam yang utamanya disebabkan oleh realisasi lifting dan harga migas yang di bawah asumsi APBN 2016.

Dari sisi belanja negara, capaian tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari Rp330,2 triliun menjadi Rp357,4 triliun yang terdiri dari belanja Kementerian/ Lembaga (K/L) sebesar Rp179,6 triliun dan belanja non K/L sebesar Rp177,8 triliun.

Capaian belanja terjadi akibat upaya percepatan yang dilakukan pemerintah. Hal itu terlihat dari realisasi belanja modal hingga Mei yang telah mencapai 13,5 persen dari target atau dua kali lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu,6,6 persen. Hal yang sama juga terjadi pada realisasi belanja barang yang telah mencapai 19,96 persen dari target, lebih tinggi dibandingkan akhir Mei tahun lalu, 13,9 persen.

Selanjutnya transfer ke daerah dan dana desa telah mencapai 42,6 persen dari target Rp770,2 triliun atau sebesar Rp328,4 triliun.

Selisih antara pendapatan dan belanja negara menyebabkan defisit anggaran hingga akhir Mei tercatat sebesar Rp189,1 triliun atau 1,49 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

"Jadi masih jauh dari batas 3 persen dari PDB sesuai yang diamanatkan Undang-undang Keuangan Negara," ujarnya. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER