Jokowi: Kinerja Belanja K/L Rendah Hambat Investasi

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 07 Jun 2016 16:15 WIB
Realisasi belanja negara hingga 29 April 2016 baru sebesar Rp544,8 triliun atau 26 persen dari pagu Rp2.095,7 triliun di APBN 2016.
Presiden Joko WIdodo (kiri) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) memimpin rapat terbatas tentang evaluasi pelaksanaan proyek strategis di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (6/6). (Antara Foto/Pusapa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo kembali mengeluhkan lambatnya kinerja kementerian dan lembaga (K/L). Menurutnya, rendahnya kualitas belanja K/L berdampak pada lambatnya investasi di Indonesia.

Dalam sidang paripurna kabinet, Jokowi menginstruksikan para menteri, termasuk Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk segera mempercepat investasi guna menstimulus ekonomi Indonesia.

"Sebuah proyek kalau bisa dikerjakan investor atau swasta, serahkan kepada mereka. Jangan malah kebalik. Investor berminat, tapi malah pakai APBN," kata Jokowi di Istana Negara, Selasa (7/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi mengingatkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi belanja pemerintah dan investasi. Dia juga menyinggung soal menurunnya persentase pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 menjadi 4,92 persen, padahal kuartal IV 2015 sebesar 5,04 persen.

Menurutnya, seluruh kementerian dan lembaga harus terus mewaspadai situasi perekonomian global yang terus berubah setiap hari dan minggu.

"Trigger-nya ada di situ. Kalau belanja pemerintah tidak efektif ini akan mendorong ke pertumbuhan yang lebih lambat. Investasinya sama," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Karenanya, dia kembali meminta seluruh menteri mempercepat belanja modal dan barang pada awal tahun. Menurutnya, hanya satu hingga tiga kementerian yang bekerja sesuai dengan instruksinya.

"Saya lihat angka di kementerian ini masih lambat. Kementerian PU saya lihat buaa mempercepat empat kali dibanding tahun sebelumnya," tuturnya.

Sebagai informasi, alokasi anggaran belanja negara tahun ini sebesar Rp2.095,7 triliun, bertambah Rp111,6 triliun dibandingkan dengan pagu tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.984,1 triliun. Namun bertambahnya anggaran belum diimbangi dengan kualitas serapan anggaran yang optimal.  

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara (DJPN) Kementerian Keuangan dalam situsnya mencatat realisasi belanja negara hingga 29 April 2016 baru sebesar Rp544,8 triliun atau 26 persen dari pagu. Serapan anggaran itu tak jauh beda dengan kualitas belanja negara empat bulan pertama tahun lalu, yang sebesar Rp498,7 triliun atau 25,1 persen dari pagu.

(ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER