Jakarta, CNN Indonesia -- Industri Bank Pembangunan Daerah (BPD) mulai merancang revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2016. Dalam revisi yang akan diserahkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) paling lambat akhir Juni 2016 nanti, bank-bank daerah merevisi turun target pertumbuhan kredit mereka.
PT Bank Pembangunan Daerah DIY (Bank DIY), salah satu bank daerah yang merevisi turun target kredit mereka. Yakni, dari target awal sebesar 17 persen menjadi hanya sekitar 15 persen. Hal ini disinyalir lantaran realisasi kredit yang melambat akibat dari kelanjutan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Perlambatan pertumbuhan kredit terasa di sektor utama, seperti perdagangan, industri pengolahan, terutama manufaktur. Realisasi kredit kami pada kuartal I 2016 cuma tumbuh 16 persen, turun 1,5 persen dari harapan," ujar Bambang Setiawan, Direktur Utama Bank DIY kepada CNNIndonesia.com, Selasa (21/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Revisi target pertumbuhan kredit juga dilakukan PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Barat (Bank NTB). Menurut Komari Subakir, Direktur Utama Bank NTB, perseroan akan mengajukan revisi pertumbuhan kredit dari yang dicanangkan dalam RBB.
"Kami revisi sedikit pertumbuhan kredit menjadi 16,9 persen, mengingat ada penurunan dalam ekspansi kredit yang disalurkan Bank NTB hingga saat ini," tutur dia.
Sebelumnya Bank NTB menargetkan membukukan pertumbuhan kredit hingga 21,96 persen. Yaitu, dari Rp4,6 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp5,61 triliun pada akhir tahun nanti. Namun, realisasi hingga kuartal I yang hanya 2,63 persen atau menjadi Rp4,72 triliun menjadi pertimbangan perseroan melakukan revisi turun.
Sementara itu, PT Bank Pembangunan Daerah Bali sepertinya cukup percaya diri dengan pertumbuhan bisnis di tahun ini. Buktinya, I Made Sudja, Direktur Utama Bank Bali mengaku perseroan tidak ada rencana untuk revisi target pertumbuhan kredit.
Bank Bali sejatinya membidik pertumbuhan kredit sebesar 14 persen di sepanjang tahun ini. Per kuartal I 2016, laporan keuangan resmi perseroan menyebut, pertumbuhan kredit Bank Bali mencapai 12,9 persen. "Nggak ada revisi. Kalau mau revisi sudah dilakukan dari awal, satu bulan berjalan," tegas Made.
Sebagai informasi, hingga April 2016, industri bank daerah tercatat mengucurkan kredit sebesar Rp333,80 triliun atau tumbuh 8,35 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Realisasi ini memang lebih tinggi dibandingkan pencapaian industri bank umum yang meningkat 7,74 persen.
Budi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK menuturkan, otoritas sendiri akan merevisi turun target pertumbuhan kredit tahun ini, mengingat masih rendahnya realisasi pertumbuhan kredit. OJK tadinya meramalkan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini berkisar 12-14 persen.
Namun, melihat kondisi terkini, Budi menyebut, OJK akan memberikan kesempatan kepada bank-bank untuk melakukan revisi RBB. "Revisi proyeksi nanti kami lakukan akhir Juni. Kami akan berikan kesempatan bank lakukan revisi," pungkasnya.
(bir)