Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) optimistis pendapatan premi industri asuransi nasional tumbuh 20 persen pada tahun ini meski kondisi ekonomi mengalami perlamabatan.
AAJI mencatat industri asuransi jiwa meraup pendapatan premi sebesar Rp48,94 triliun dalam tiga bulan pertama tahun ini, meningkat 9,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp44,80 triliun.
Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI menyebutkan, 70,3 persen pertumbuhan tersebut didorong oleh pendapatan premi bisnis baru dan premi lanjutan. Tercatat premi bisnis baru tumbuh 2,2 persen menjadi R19,3 triliun, sedangkan premi lanjutan naik 7,3 persen menjadi Rp1,28 triliun.
"Meskipun perekonomian sepanjang tahun ini menunjukan perlambatan, kami bersyukur masih bisa bertumbuh dan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi semakin meningkat," jelas Hendrisman dalam konferensi pers, Rabu (22/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari segi aset, jelasnya, industri asuransi jiwa nasional juga membukukan total aset sebesar Rp397,25 triliun, meningkat 4,3 persen dibanding dengan perolehan kuartal I 2015. Dengan begitu, Hendrisman optimistis tahun ini pertumbuhan premi industri asuransi jiwa bakal mencapai 20 persen.
"Kita punya target setiap tahun industri asuransi dari sisi premi bertumbuh 10-30 persen, semoga tahun ini bisa bertumbuh di angka 20 persen bisa dicapai," ujarnya.
Penurunan KlaimHendrisman menuturkan, pertumbuhan premi kuartal I tahun ini juga disertai dengan penurunan jumlah klaim dan manfaat yang dibayarkan oleh industri asuransi jiwa. Tercatat total klaim dan manfaat yang dibayarkan turun 4,8 persen dari Rp22,64 triliun menjadi Rp21,55 triliun.
Dia merinci, klaim penarikan sebagian (
partial withdrawal) mengalami penurunan 48,3 persen menjadi Rp3,31 triliun pada kuartal I dari Rp6,41 triliun di kuartal I tahun lalu.
Berdasarkan jenis klaim, terjadi peningkatan sebesar 47,6 persen klaim kesehatan (medical), dari Rp1,86 triliun menjadi Rp2,74 triliun. Peningkatan juga terjadi pada klaim maturitas sebesar 38,8 persen menjadi Rp2,15 triliun, klaim meninggal dunia naik 17,2 persen menjadi Rp2 triliun, serta klaim polis yang ditebus naik 3,8 persen menjadi Rp10,74 triliun.
Rinaldi Mudahar, Ketua Bidang Kanal Distribusi AAJI mengatakan, penurunan klaim penarikan sebagian yang signifikan menunjukan kesadaran nasabah untuk menjaga nilai tunai polisnya.
"Walaupun klaim polis yang ditebus meningkat dibanding kuartal I tahun lalu namun kami melihat tren penurunan secara berkelanjutan sepanjang tahun lalu. Hal ini juga menjadi indikasi meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mempertahankan polisnya demi tujuan jangka panjang," jelasnya.
(ags/gen)