Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, dana hasil repatriasi pengampunan pajak (
tax amnesty) berpotensi menurunkan suku bunga acuan (BI Rate).
Seperti diketahui, dana hasil repatriasi dinilai dapat menambah likuiditas pasar keuangan. Dengan begitu, tingkat suku bunga acuan bisa disesuaikan dan investasi pasar modal akan dinilai menjadi produk yang menarik.
"Secara universal, setiap penurunan suku bunga, maka pasar modal menjadi produk alternatif yang menarik," kata Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, Rabu (29/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Tito menjelaskan, ada beberapa opsi jalur masuk untuk dana repatriasi
tax amnesty. Opsi tersebut di antaranya, perbankan, manager investasi, dan perusahaan sekuritas.
"Artinya ada penawaran dana ke pasar modal, mereka (investor) mencari barangnya dan sudah diantisipasi pasar modal atau pasar keuangan," terangnya.
Sebelumnya, Tito menjelaskan bahwa BEI siap menampung dana hasil repatriasi lebih dari Rp440 triliun, karena banyaknya perusahaan yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO).
"Transaksi sampai Rp20 triliun masih ada barangnya. Tapi kalau tambah Rp20 triliun per hari dikali 22 hari per bulan itu kan sekitar Rp440 triliun untuk saham yang ada. Nah, saham yang mau Initial Public Offering (IPO) itu ada banyak sekali," papar Tito, kemarin.
Tidak hanya perusahaan swasta, Tito mencatat ada beberapa perusahaan milik negara yang akan melakukan IPO. Dengan begitu, BEI cukup percaya diri pasar modal Indonesia mampu menampung dana repatriasi sebanyak-banyaknya.
"Ada tiga anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan
go public," paparnya.
Seperti diketahui, BEI menargetkan jumlah perusahaan yang akan melakukan IPO tahun ini sebanyak 35 perusahaan. Hingga saat ini, sudah ada tujuh perusahaan yang melepas saham perdananya pada tahun ini.
(gir/gen)