Bank Dunia Menaikkan Proyeksi Harga Minyak 2016

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Rabu, 27 Jul 2016 09:40 WIB
Bank Dunia memprediksi, harga minyak mentah tahun ini akan mencapai US$43 per barel karena potensi gangguan pasokan dan penguatan permintaan.
Ilustrasi minyak dunia. (REUTERS/Stringer).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Dunia menaikkan proyeksi untuk harga minyak mentah, Selasa (26/7). Hal ini dikarenakan adanya potensi gangguan pasokan dan permintaan yang kuat pada semester pertama tahun ini.

Dalam laporan bertajuk Commodities Markets Outlook kuartal terbaru, lembaga keuangan internasional yang berbasis di Washington itu memperkirakan harga minyak mentah di tahun ini mencapai US$43 per barel atau meningkat dari perkiraan April sebesar US$41 per barel.

John Baffes, penulis utama laporan tersebut, seperti dilansir ANTARA menuturkan, harga minyak melonjak 37 persen pada semester I 2016 karena gangguan pasokan, khususnya kebakaran hutan di Kanada dan kerusakan infrastruktur minyak di Nigeria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memperkirakan harga minyak sedikit lebih tinggi untuk paruh kedua 2016, karena kelebihan pasokan pasar minyak berkurang," ujarnya.

Bank Dunia menyebutkan, perubahan harga ini juga telah memperhitungkan pelemahan permintaan terbaru dan pemulihan beberapa pasokan yang terganggu.

Persediaan tetap besar dan butuh beberapa waktu untuk bisa turun kembali. Akibatnya, harga energi, termasuk minyak, gas alam dan batu bara, akan jatuh 16,4 persen pada 2016, menurut perkiraan Bank Dunia. Penurunan ini lebih kecil dari proyeksinya pada April yang jatuh 19,3 persen.

Bank Dunia juga memperkirakan harga logam turun 11 persen tahun ini. Penurunan ini mencerminkan melemahnya prospek permintaan dan kapasitas baru mulai beroperasi.

Sementara itu, harga produk-produk pertanian diperkirakan turun 0,7 persen pada 2016 sebagai akibat dari berkurangnya panen di Amerika Selatan dan tidak berubahnya permintaan untuk bahan bakar nabati atau biofuel. (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER