Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah enam hari mengalami penurunan, harga minyak mentah kembali berpeluang naik seiring dengan melemahnya dollar AS dan meredanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap isu keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Mengutip
Reuters, harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Agustus naik 29 sen menjadi US$49,46 per barel pada Minggu (19/6) dari posisi penutupan perdagangan Jumat (18/6) di level US$ 49,17 per barel.
Sementara minyak mentah AS di bursa New York (NYMEX) untuk pengiriman Juli, naik 31 sen menjadi US$48,29 per barel, setelah sebelumnya ditutup pada level US$1,77 per barel pada Jumat lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pergerakan harga minyak turut dipengaruhi oleh rencana referendum Brexit, yang kampanyenya sempat diskors selama tiga hari pasca-pembunuhan Jamie Fox, anggota parlemen pro-Uni Eropa dari Partai Buruh. Kampanye akan kembali diperbolehkan pada hari ini.
Sementara nilai tukar dolar melemah terhadap Poundsterling menjadi US$1,44 per pounds dari sebelumnya US$1,43 per pounds.
Harga minyak terus pulih meskipun data menunjukkan, perusahaan energi AS meningkatkan aktivitas pengeboran minyak secara beruntun dalam tiga pekan terakhir. Salah satu perusahaan minyak AS yang meningkatkan produksi minyak adalah Baker Hughes, yang dilaporkan telah menambah sembilan rig hingga pertengahan Juni.
Sementara dari China, tren Kenaikan harga rumah di kota-kota besar mulai melandai pada Mei. Namun, kenaikan tajam tampaknya menyebar ke kota-kota yang lebih kecil. Hal ini dinilai menjaid 'pekerjaan rumah' uyang sulit bagi pembuat kebijakan dalam memperkuat perekonomian tanpa menambah potensi gelembung (bubble).
Dari Perancis, serikat pekerja garis keras (CGT) mengakhiri aksi mogok pada Jumat lalu, setelah melumpuhkan lalu lintas di terminal minyak Fos Lavera di Mediterania selama 26 hari. Fos Lavera merupakan hub minyak terbesar Perancis saat ini.
(ags)