Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo baru saja menunjuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru, Arcandra Tahar untuk menggantikan posisi sebelumnya yang diduduki Sudirman Said.
Namun, permasalahan yang ada di bidang energi bukan berarti selesai hanya dengan mengganti pucuk pimpinan Kementerian ESDM tersebut. Apalagi, Menteri ESDM baru ini dinilai kurang dikenal oleh publik dan praktisi bidang energi dalam negeri.
Pengamat Energi dari Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto mengatakan, Menteri ESDM yang baru harus konsisten meneruskan kebijakan Sudirman Said sebelumnya yang bersifat jangka panjang dan esensial. Pasalnya, sampai saat ini permasalahan di sektor energi masih sama seperti pertama kali Sudirman Said menjabat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mencontohkan masalah rasio elektrifikasi yang perlu dituntaskan dengan proyek 35 ribu megawatt (MW) serta bagaimana menarik investasi minyak dan gas bumi yang belum bergairah di tengah lesunya harga minyak dunia.
"Memang tugas pentingnya adalah mempertahankan konsistensi dari kebijakan yang sudah ada, karena masalah energi dari dulu ya begitu-begitu saja. Implementasi perencanaan jangka panjang energi memang belum sempurna, tapi sudah sebaiknya itu dijaga ," kata Pri kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (27/7).
Di samping itu, ia mengatakan Arcandra perlu lebih mengenalkan sosoknya ke publik mengingat tak banyak orang yang tahu sosok Menteri ESDM yang baru. Jika sosoknya sudah dikenal publik, maka kepercayaan masyarakat akan program-program Kementerian ESDM akan meningkat.
Selain itu, dikenalnya sosok Menteri baru juga berimplikasi pada kepercayaan pelaku usaha atas kebijakan Pemerintah.
"Karena jujur saja, saya juga kurang tahu siapa sosok menteri baru ini. Tentu saja visi misinya tetap dipertanyakan publik," jelasnya.
Memang, tidak banyak informasi yang bisa digali dari Arcandra, karena dirinya lebih banyak berkiprah di luar negeri. Saat ini, Arcandra tercatat sebagai Direktur Asia Offshore Consulting Llc dan Presiden Petroneering Consulting Houston berdomisili di Texas, Amerika Serikat.
Ia bekerja sebagai profesional di perusahaan tersebut sejak Oktober 2013, setelah sebelumnya bekerja di Horton Wison Deepwater Inc.
Dikutip dari beberapa publikasi, Arcandra menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) dan melanjutkan S2 di Texas A&M University of America. Sejak itulah ia melanglang buana di negara paman Sam dengan bekerja di beberapa perusahaan internasional.
Arcandra merupakan pemilik hak paten untuk teknologi McT (Multi Column TLP) Floating Platform, dan pernah diundang PT Pertamina (Persero) untuk memaparkan konsep teknologi yang dimilikinya untuk digunakan di lapangan L-Parigi.
(gir/gen)