GMF AeroAsia Lebarkan Sayap Bisnis ke Timur Tengah

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 29 Jul 2016 10:10 WIB
Ekspansi bisnis GMF AeroAsia ini ditujukan untuk mencapai posisi 10 besar perusahaan MRO terbaik di dunia pada tahun 2020.
PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF AeroAsia) berencana melebarkan sayap usahanya sampai timur tengah. Ekspansi bisnis GMF AeroAsia ini ditujukan untuk mencapai posisi 10 besar perusahaan MRO terbaik di dunia pada tahun 2020. (CNN Indonesia/Galih Gumelar).
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan perawatan pesawat (maintenance, repairing, and operation/MRO) PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF AeroAsia) berencana melebarkan sayap usahanya sampai timur tengah. Ekspansi bisnis GMF AeroAsia ini ditujukan untuk mencapai posisi 10 besar perusahaan MRO terbaik di dunia pada tahun 2020.

Juliandra Nurtjahjo, Direktur Utama GMF AeroAsia mengatakan, pemilihan lokasi ekspansi ke Timur Tengah tak lain karena alasan sebagai gerbang utama untuk transit penerbangan jarak jauh. Jika hanya terus beroperasi di Indonesia, perusahaan bisa kehilangan banyak peluang dari maskapai-maskapai kelas dunia.

"Di Timur Tengah itu pelanggan kelas dunia berkumpul dan jaraknya juga jauh dari lokasi kami di Cengkareng. Kami harus responsif dan mendekatkan diri ke mereka," ujar Juliandra, Kamis malam (28/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perluasan usaha ini, perseroan akan bermitra dengan perusahaan MRO internasional lain yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab. Perusahaan-perusahaan MRO internasional telah mengajak GMF AeroAsia untuk bermitra dengan perhitungan investasi yang berbeda, mengingat anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk itu hanya menempatkan beberapa Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki di Dubai.

Sebagai informasi, saat ini GMF AeroAsia memiliki 4.200 karyawan dan lima outstation besar yang berada di luar Indonesia. "Ini modelnya kemitraan, sehingga kami tidak lakukan investasi langsung. Sedangkan kami menempatkan orang di Dubai, kalau menurut kami itu sudah masuk bagian dari investasi," kata Juliandra.

Ia berharap, ekspansi ini bisa berjalan pada tahun 2017, mengingat pada tahun ini perusahaan hanya tinggal menyelesaikan negosiasi soal bentuk kerja sama antara kedua perusahaan. Masalah administrasi lain, lanjut dia, sudah diselesaikan jauh hari sebelumnya.

"Kami yakin tahap awal kerja sama akan selesai di tahun 2016 sehingga 2017 sudah bisa implementasi. Kami harap ini bisa berjalan baik karena maskapai kelas dunia tentu akan memilih bengkel kelas dunia juga. Kalau sudah seperti itu ya ambisi kami jadi Top 10 perusahaan MRO di 2020 bisa tercapai," imbuh Juliandra.

Kendati sibuk melebarkan sayap di luar negeri, perusahaan juga tak lupa untuk mengembangkan usahanya di Indonesia. Buktinya, GMF AeroAsia akan membuka bengkel pesawat lain di luar Cengkareng, kendati sampai saat ini lokasinya masih belum ditentukan.

Di samping itu, perusahaan juga berencana untuk menambah satu hangar lagi di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Meski, tidak akan dilakukan segera, mengingat perusahaan telah meresmikan hangar baru pada Oktober tahun lalu.

Sebagai informasi, saat ini, GMF AeroAsia menempati lahan seluas 97,2 hektare di Cengkareng yang terdiri dari empat hangar, di mana hangar terbesar adalah Hangar 4 yang digadang sebagai hangar terbesar di dunia dengan luas 66,94 ha.

"Meski sekarang kami masuk jajaran perusahaan MRO paling top di Asia, tapi kami tidak pernah mau berpuas diri. Kami masih perlu strategi untuk berkembang, dan strategi ini kami jaga dengan baik," terang Juliandra. (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER