BI Waspadai Dampak La Nina Terhadap Lonjakan Harga Pangan

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 04 Agu 2016 15:25 WIB
Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi pada paruh kedua tahun ini akan banyak dipengaruhi oleh kondisi cuaca seperti fenomena hujan berkepanjangan (la nina).
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo, Nusa Dua, Bali, Senin (1/8). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi pada paruh kedua tahun ini akan banyak dipengaruhi oleh kondisi cuaca seperti fenomena hujan berkepanjangan (la nina). Hal ini akan berdampak pada berkurangnya pasokan dan mendorong kenaikan harga bahan pangan.

"Risiko inflasi pangan dalam jangka pendek diperkirakan bersumber dari gangguan la nina yang menurut BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika) terjadi mulai Juli sampai akhir tahun," tutur Gubernur BI di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Kamis (4/8).

Menurut Agus, sejumlah komoditas yang harganya akan kena dampak adalah produk hortikultura seperti bawang, cabai merah, dan beras. Hal itu seperti yang terjadi pada tahun 2008 dan 2010

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guna mengantisipasi risiko kenaikan harga tersebut, BI dan pemerintah akan mengambil berbagai langkah. Salah satunya melalui sinergi dengan pemerintah daerah (pemda) dan petani di daerah untuk menjaga ketersediaan pasokan. Langkah ini telah dilakukan dengan pemerintah daerah Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)  dalam hal penyediaan bantuan fasilitas untuk menanam bawang putih.

"BI telah tindak lanjuti kegiatan sinergi aksi untuk petani di Brebes dengan kementerian/lembaga dan Pemda Jawa Tengah dengan memberi bantuan kapasitas kepada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan petani untuk menanam bawang putih di 8 kabupaten di Jawa Tengah. Panen perdana diperkirakan pada awal Oktober dengan panen mencapai 300 ton," ujarnya.

Lebih lanjut, mantan Menteri Keuangan ini mengungkapkan, BI menargetkan inflasi  di kisaran 4 plus minus 1 persen, baik untuk tahun ini maupun tahun depan. Target itu akan diturunkan pada 2018 mendatang menjadi 3,5 plus minus 1 persen.

"Untuk ‎menjaga inflasi 2016 hingga 2018, berada pada sasaran 4 plus minus 1 persen di 2016 dan 2017 serta 3,5 plus minus 1 persen di 2018, maka ini perlu jadi perhatian kita bersama‎," ujarnya.

Koordinasi pengendalian inflasi akan dilakukan BI bersama pemerintah dalam kerangka Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Langkah pengendalian inflasi yang akan diambil diantaranya menjaga ketersedian pasokan antar waktu di daerah, memastikan kelancaran distribusi pangan dengan membangun konektivitas, mendorong efisiensi tata niaga komoditi pangan, dan mempercepat pembangunan infrastruktur. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER