Jakarta, CNN Indonesia -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang di atas ekspektasi dinilai dapat menjadi salah satu alasan kuat bagi Bank Indonesia untuk kembali memangkas suku bunga acuan (BI rate).
Ekonom Grup UOB Ho Woei Chen mengatakan PDB Indonesia tumbuh 5,18 persen di kuartal II 2016 dari 4,91 persen di kuartal I. Pertumbuhan ini konsisten dengan stabilnya ekonomi di negara-negara Asia termasuk di China.
“Konsumsi di sektor swasta dan publik menguat sementara pertumbuhan di
fixed investment berjalan moderat atau biasa-biasa saja serta ekspor barang dan jasa masih mengalami kontraksi di kuartal II 2016,” ujarnya, Jumat (6/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan, sejauh ini keringanan moneter yang dikeluarkan secara agresif oleh Bank Indonesia sejak awal tahun tidak mampu memperkuat pertumbuhan. Hal ini dapat diperbaiki lagi dengan peraturan moneter terkait arus masuk dana pengampunan pajak.
“Didasari oleh rendahnya inflasi dan juga stabilnya nilai mata uang rupiah, kami memperkirakan akan ada lagi pemotongan sebesar 25 bps di Agustus atau September mengikuti perubahan di suku bunga acuan pada
7-days reverse repo rate dari suku bunga 1 bulan Bank Indonesia yang berlaku di bulan ini,” jelasnya.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengatakan, setelah sampat melambat di kuartal I 2016, pertumbuhan PDB kembali membaik ke 5,18 persen secara tahunan di kuartal II 2016, bahkan melebih ekspektasinya sebesar 4,97 persen, dan konsensus sebesar 5 persen.
Dengan membaiknya harga komoditas yang Indonesia ekspor serta semakin cepatnya akselerasi belanja pemerintah, dukungan terhadap pertumbuhan semakin meningkat terlepas dari buruknya performa ekonomi global.
“Kami masih memperkirakan pertumbuhan PDB yang 5,1 persen secara tahunan di sepanjang tahun 2016,” katanya.
Rangga menambahkan, perbaikan angka pertumbuhan ini juga berarti level PDB yang semakin mendekat ke potensinya walaupun masih di bawah level normalnya. Sehingga secara historis, tren penurunan suku bunga acuan diperkirakan masih akan berlangsung.
“Kami memprediksi paling tidak 25 bps pemangkasan suku bunga acuan lagi, apalagi di tengah inflasi yang terus turun ke batas bawah target Bank Indonesia. Ini juga berarti tingkat pengangguran serta daya beli akan semakin membaik,” jelasnya.
(gir)