Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W Martowardojo menuturkan, realisasi inflasi bulan Juli 2016 yang sebesar 0,69 persen jauh lebih baik dari perkiraan bank sentral. Awalnya, dalam survei bank sentral memproyeksi inflasi akan mencapai 0,74 persen di minggu akhir bulan Juni 2016.
"Tetapi, kami kaget di minggu ternyata tidak mencapai 0,7 persen. Kondisi ini menunjukkan keadaan yang membaik dan inflasi terkendali, meski sehabis libur Ramadan dan anak-anak mulai masuk sekolah," ujar Agus ditemui di Nusa Dua, Bali, Senin (1/8).
Agus mengatakan, BI masih melihat tantangan dalam menjaga inflasi ke depannya, khususnya yang berasal dari gejolak harga pangan (volatile food). Menurut dia, hingga saat ini, pengendalian harga di beberapa daerah mampu dikendalikan cukup baik, namun masih terdapat daerah yang mengalami kenaikan harga pangan cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu menurutnya disebabkan akibat sistem distribusi yang berjalan kurang baik, sehingga menimbulkan biaya logistik yang lebih tinggi dibanding daerah lainnya.
Isu tersebut nantinya juga akan dibawa dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang akan dilaksanakan Rabu (3/8) mendatang. Dalam rapat tersebut, Presiden Joko Widodo akan memberikan pengarahan kepada para pemimpin daerah setingkat Gubernur, Bupati dan Wali Kota dalam memastikan ketersediaan dan distribusi pangan berjalan dengan mulus.
"Saya memahami bahwa ada pejabat baru karena pilkada langsung paling tidak nanti ada 250 pimpinan daerah. Kami akan lakukan koordinasi dan merancang kesiapan Indonesia lebih baik mengendalikan inflasi," jelas Agus.
Secara keseluruhan, Bank Indonesia menargetkan inflasi berada di kisaran 4 plus minus satu hingga akhir tahun nanti.
(bir)