Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah investor perseorangan domestik di bursa saham Indonesia meningkat dan mendominasi hingga Juli 2016. Sayangnya, dari sisi aset, pemodal asing masih menjadi penguasa di lantai bursa Indonesia.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, jumlah Single Investor Identification (SID), Sub Rekening efek (SRE), dan login ke fasilitas AKSes mengalami peningkatan.
Jumlah SID di Pasar Modal Indonesia bertambah 26 persen dari 388.960 pada akhir Juli tahun lalu menjadi 491.116 pada akhir Juli tahun ini. Sementara, jumlah SRE meningkat 25 persen menjadi 618.251 dari 494.425. Selain itu, pemanfaatan AKSes oleh investor juga meningkat sebesar 18 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama KSEI Direktur Utama Friderica Widyasari Dewi menyatakan, dari total jumlah SID sebesar 491.116, diantaranya terdiri dari 5.119 institusi lokal, 7.057 institusi asing, 475.112 individual lokal, dan 3.826 individual asing. Sementara, untuk jumlah SRE sendiri terdiri dari 8.778 institusi asing, 596.237 individual, 9.141 institusi, dan 4.095 individual.
“Sebagian besar investor pasar modal Indonesia merupakan investor perorangan lokal,” imbuh Friderica, Rabu (10/8).
Menurutnya, dari total investor per Juli 2016, jumlah investor perorangan lokal merupakan yang paling banyak, yakni 97 persen atau 475.112 dari total jumlah investor. Jumlah investor perorangan lokal tersebut mengalami peningkatan sebesar 27 persen dari 373.830 investor pada tahun sebelumnya.
“Kenaikan itu telah menandakan peningkatan kepercayaan masyarakat untuk bertransaksi di pasar modal Indonesia,” katanya.
Meski begitu, bila dilihat dari total aset saham yang tercatat di C-BEST per 29 Juli masih didominasi oleh investor asing dengan persentase kepemilikan sebesar 64 persen. Jumlah tersebut tidak berubah sejak tahun 2015.
Namun, jika dilihat secara nilai, tercatat kepemilikan investor asing naik sebesar 9 persen menjadi Rp1.922 triliun dari Rp1.757 triliun. Sementara, nilai kepemilikan saham investor lokal meningkat 8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp1.065 trilun dari Rp989 trilun.
Kemudian, untuk total aset obligasi korporasi dan sukuk yang tercatat di C-BEST per 29 Juli 2016 didominasi oleh investor lokal yang tumbuh dari 91 persen menjadi 93 persen menjadi Rp260 triliun dari Rp226 triliun. Untuk asing sendiri turun menjadi Rp18,15 triliun dari sebelumnya Rp21,96 triliun.
“Untuk kepemilikan asing sendiri turun 2 persen dan secara nilai turun 17 persen,” jelasnya.
Dengan demikian, total aset yang tercatat per 29 Juli 2016 sebesar Rp3,38 triliun atau naik 10 persen dari sebelumnya Rp3,08 triliun. Hal ini juga sejalan dengan kenaikan jumlah efek sebesar 7 persen dan jumlah instruksi harian sebesar 19 persen, di mana instruksi harian rata-rata 15.232 instruksi per Juli 2015 menjadi 18.154 instruksi per Juli 2016. Tak hanya itu, frekuensi transaksi bulanan di bursa pun meningkat 30 persen dari 3,70 juta transaksi menjadi 4,81 juta.
(gir/gen)