Sentimen Positif Marak, IHSG Diprediksi Menguat

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 08 Agu 2016 08:19 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas ekspektasi diprediksi memberi angin segar terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas ekspektasi diprediksi memberi angin segar terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan hari ini, Senin (8/8) setelah pemerintah mengumumkan kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2016 sebesar 5,18 persen pada Jumat kemarin (5/8).

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada memprediksi IHSG berada dalam rentang support 5.360-5.399 dan resisten 5.435-5.458. Menurutnya, selain karena angka pertumbuhan ekonomi, arus modal asing yang kian bertambah turut menambah angin segar bagi IHSG. Dengan kondisi seperti ini, IHSG berpotensi untuk melewati batas atas saham atau batas resistennya.

”Arus modal asing yang semakin bertambah, membuat IHSG berpeluang untuk break resistance dan terus mencari level all time high-nya,” terang Reza dalam risetnya, dikutip Senin (8/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, kenaikan IHSG dapat mengundang adanya aksi ambil untung oleh pelaku pasar. Hal ini karena aksi ambil untung terjadi ketika IHSG menyentuh level tertinggi terbarunya.

Sama halnya dengan Reza, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menyatakan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan arus modal asing yang masih terus mengalir membuat IHSG semakin menguat.

“Arus modal asing masih terus melanda ke dalam pasar modal kita, ditambah oleh rilis pertumbuahan ekonomi yang semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia, pola pergerakan IHSG masih terlihat kuat untuk kembali naik,” papar William dalam risetnya.

Level support, lanjut William, terlihat cukup kuat pada level 5.366 pada perdagangan hari ini. Kemudian, target resisten saat ini berada pada level 5.458 dengan potensi ditembus dalam beberapa waktu mendatang.

Sebagai informasi, IHSG ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan kemarin ke level 5.420 atau 46,38 poin (0,86 persen) setelah sempat bergerak di antara 5.377-5.427.

Reza menjelaskan, penguatan IHSG pada akhir pekan kemarin terjadi karena beberapa faktor, di antaranya terkena imbas dari keputusan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin di level 0,25 persen. Hal itu mendorong penguatan pada bursa saham global yang juga berimbas pada pergerakan bursa Asia.

"Lalu diikuti dengan dirilisnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II yang di atas estimasi mampu berhasil mengantarkan IHSG di area 5.400an di akhir pekan. Penguatan ini sekaligus memberi harapan kepada para pelaku pasar untuk terus melakukan aksi belinya seiring laju IHSG yang kian bertenaga,” jelas Reza.

Sementara itu, bursa Asia mengakhiri pekan kemarin dengan bergerak variatif setelah sempat dibuka positif setelah merespon penurunan suku bunga Inggris. Selain itu, pelaku pasar yang masih menunggu data pekerja AS juga turut menekan laju bursa Asia.

Kondisi yang berbeda dialami bursa Eropa di mana saham-saham Eropa berhasil melanjutkan penguatannya karena terkena imbas diturunkannya tingkat suku bunga oleh BoE. Tak hanya itu, BoE juga berencana untuk mulai membeli obligasi pemerintah sebesar 10 miliar poundsterling sebagai langkah awal dalam menerapkan pelonggaran kebijakan moneternya.

"Penguatan pada saham-saham semen dan beberapa saham emiten lainnya seiring membaiknya kinerja di semester I 2016 turut menopang menghijaunya laju bursa saham Eropa,” imbuh Reza.

Lalu, bursa AS sendiri berbalik positif sepanjang pekan kemarin. Reza menjelaskan, perkiraan awal pelaku pasar terhadap dirilisnya data US Nonfarm Payrolls bulan Juli yang diperkirakan akan bertumbuh 185 ribu dan tingkat pengangguran turun menjadi 4,8 persen sempat memberikan sentimen positif.

Terlebih lagi dengan rilis yang di atas estimasi tersebut dimana angka jumlah pekerjaan AS yang bertumbuh 255 ribu dan angka ekspor-impor yang meningkat mampu memberikan sentimen positif meski dari rilis tingkat pengangguran naik 4,9 persen. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER