Holcim Indonesia Dukung Moratorium Investasi Semen

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Jumat, 12 Agu 2016 13:40 WIB
PT Holcim Indonesia Tbk setuju pembatasan investasi karena saat ini industri semen sedang dirundung kelebihan pasokan.
PT Holcim Indonesia Tbk setuju pembatasan investasi karena saat ini industri semen sedang dirundung kelebihan pasokan. (REUTERS/Arnd Wiegmann)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) menanggapi positif rencana pemerintah yang menyusun rencana pembatasan investasi atau moratorium investasi semen. Seperti diketahui, rencana pemerintah tersebut adalah respon dari kelebihan pasokan semen (over supply) yang terus terjadi hingga saat ini.

Sekretaris Perusahaan Holcim Indonesia Farida Helianti Sastrosatomo menyatakan, jika moratorium pabrik semen diberlakukan, maka rencana investasi industri semen sendiri akan dibatasi.

"Kami sebagai pemain lama sangat senang dengan rencana itu, karena seperti diketahui industri semen ini sudah kelebihan ketersediaan pasokan semen," tuturnya, Jumat (12/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa yang direncanakan pemerintah tersebut, lanjut Farida, sebenarnya sejalan dengan rencana perusahaan yang akan menjaga kapasitas produksi sebanyak 15 juta ton per tahun. Jumlah kapasitas produksi tersebut sebenarnya telah bertambah sejak Holcim mengakuisisi PT Laferge Cement Indonesia pada Februari lalu.

"Setelah mengakuisisi LCI, kapasitas produksi kami telah meningkat 15 juta ton per tahun. Nah dengan rencana pemerintah seperti itu, tentu kami tidak serta merta menambah kapasitas " katanya.

Di samping itu, Holcim Indonesia sendiri memiliki beberapa strategi terhadap kondisi industri semen yang berlebihan kapasitas, antara lain perusahaan saat ini lebih fokus dalam hal pelayanan kepada konsumen, meningkatkan kualitas dan mempertahankan mutu, dan menambah toko-toko di daerah yang dapat dimasuki.

“Dari segi nilai, kami berusaha menggali apa yang menjadi kebutuhan mereka, mencari solusi juga bagi mereka dalam produk semen kami. Jadi kami bukan menjadi produsen semen saja, yang kami kasih ke mereka adalah pelayanan terintegrasi,” kata Direktur Penjualan Holcim, Dion Sumedi.

“Nah kalau ke ritel, adalah bagaimana mereka bisa menjual habis. Marketing kami membantu tukang-tukang membeli produk kami untuk membeli produk Holcim,”

Menurutnya, dengan kondisi seperti ini, Holcim tidak akan mengurangi produksi yang sudah ditetapkannya per tahun yakni 15 juta ton. Dengan mengakuisisi LCI, maka wilayah distribusi perusahaan bertambah ke Aceh dan Sumatera Utara, dari sebelumnya yang hanya menyasar Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Bali.

Namun, untuk proporsinya sendiri distribusi terbesar masih di Pulau Jawa yakni 60 persen, sedangkan 30 persen di Aceh dan Sumatera Utara, dan sisanya di Sulawesi, Kalimantan, dan Bali.

Dari sisi kinerja keuangan, Holcim mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 104,83 persen menjadi Rp66,98 miliar di triwulan I 2016, dari Rp32,70 miliar di periode yang sama 2015. Namun, manajemen Holcim menyatakan kinerja positif pada kuartal I tahun ini tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya, karena adanya sisa penjualan dari tahun lalu.

Lonjakan laba bersih itu ditopang pendapatan Holcim yang meningkat 24,24 persen dari Rp1,98 triliun di kuartal I 2015 menjadi Rp2,46 triliun di periode yang sama tahun ini.

Perusahaan sendiri enggan membocorkan hasil kinerja semester I ini. Namun yang pasti, Dion menyatakan penjualan semen Holcim pada kuartal II 2016 ini terlihat stagnan jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Market naik, kalau kami stagnan karena banyak pemain baru. Kami agak sedikit di bawah market,” ungkapnya. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER