Pertamina Yakin Holding BUMN Energi Pangkas Harga Gas

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Minggu, 14 Agu 2016 16:55 WIB
Pembentukan induk usaha (holding) dapat menghemat biaya operasional infrastruktur pendistribusian yang berdampak ke harga gas.
Pembentukan induk usaha (holding) dapat menghemat biaya operasional infrastruktur pendistribusian yang berdampak ke harga gas. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) yakin pembentukan induk usaha (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor minyak dan gas (migas) mampu menurunkan harga gas.

Vice President for Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, adanya holding sektor migas antara Pertamina sebagai induk dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebagai anak perusahaan dapat menghemat biaya operasional infrastruktur pendistribusian gas. Khususnya pembangunan pipa distribusi dan transmisi gas.

"Dari sisi operasional, holding menimbulkan sinergitas yang membuahkan biaya operasional lebih hemat. Kalau biaya opersional hemat, artinya akan ada harga yang lebih kompetitif yang akan diterima masyarakat," ujar Wianda dalam acara diskusi 'Energi Kita',Minggu (14/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wianda menyatakan, selama ini potensi investasi sektor migas yang tumpang tindih antara Pertamina dan PGN sebesar US$1,7 miliar. Dengan holding, pengelolaan sektor migas menjadi satu padu dan bersinergi.

Menurutnya, potensi investasi yang tumpang tindih dapat dioptimalkan untuk meningkatkan produksi gas dan pemangkasan biaya operasional dan perawatan pipa gas yang ada.

Selain itu, tutur Winda, terbentuknya holding sektor migas bertujuan untuk mengoptimalkan distribusi minyak dan gas secara merata dan lebih baik bagi masyarakat. Di satu sisi, Pertamina unggul dengan aset dan dan sumber penguasaan gas (distribusi), di sisi lain PGN unggul dengan infrastruktur pipa transmisinya.

"Kalau kami satukan ini maka konsentrasi opersional dan distribusi sektor migas ini bisa lebih efisien," kata Wianda.

Deputi bidang Usaha, Energi, Logistik Kawasan dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Edwin Hidayat Abdullah menyatakan holding BUMN sektor migas memang memiliki potensi adanya penghematan operasional.

Infrastruktur migas, lanjutnya, bisa dipercepat karena kedua perusahaan tidak perlu bersaing dalam melakukan pembangunan jalur-jalur pipa distribusi dan transmisi gas.

Menurut Edwin, dengan adanya holding BUMN sektor migas, induk perusahaan juga harus mampu menerapkan kebijakan strategis yang berfungsi pada seluruh perusahaan-perusahaan anak mereka. Ia menyatakan, adanya holding tidak akan mempengaruhi kepemilikan saham pada masing-masing perusahaan.

"Kepemilikan saham itu tergantung kebijakan masing-masing perusahaan nantinya, yang jelas manfaat holding ini sepenuhnya untuk negara khususnya masyarakat," kata Edwin.

Untuk diketahui, Kementerian BUMN telah memutuskan untuk menggabungkan PGN ke dalam holding yang dipimpin Pertamina. Realisasi penggabungan kedua BUMN menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah tentang pembentukan holding BUMN.

Hal ini sesuai dengan ambisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membentuk sebanyak 15 holding hingga akhir periode Kabinet Kerja.

Sejauh ini telah ada sekitar lima holding yang terbentuk yakni holding sektor minyak dan gas, jasa keuangan, pertambangan, perumahan dan jalan tol. Pembentukan holding ini diharapkan dapat mengejar efisiensi dan optimalisasi kinerja perusahaan-perusahaan plat merah. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER