Jakarta, CNN Indonesia -- Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali berlanjut pada perdagangan hari ini, Senin (22/8), sejalan dengan penurunan bursa saham global pada akhir pekan lalu.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menyatakan, kegagalan IHSG menyentuh level resisten 5.500 pada akhir pekan kemarin direspon negatif oleh pelaku pasar jelang diumumkannya hasil RDG Bank Indonesia. Dengan begitu, peluang pelemahan lanjutan IHSG kemungkinan besar berlanjut hari ini.
“Dengan pelemahan ini, membuka peluang pelemahan lanjutan setelah IHSG gagal menembus area 5.500. Diharapkan para pelaku pasar mampu untuk meminimalisir risiko,” terang Reza dalam risetnya, dikutip Senin (22/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memprediksi IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.351-5.389 dan resisten 5.443-5.487 pada perdagangan hari ini.
Setali tiga uang dengan Reza, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee juga memprediksi IHSG akan melemah pada hari ini, namun tipis. Hal ini disebabkan sampai saat ini belum ada pemberitaan dalam negeri yang dapat mendorong IHSG kembali ke teritori positifnya.
Begitu juga dengan sentimen dari luar negeri yang belum dapat memberikan sentimen positif ke IHSG, di mana bursa saham global mengalami pelemahan pada akhir pekan kemarin.
“IHSG akan konsolidasi cenderung turun tapi tipis ya, bisa dibilang tidak akan banyak pergerakan karena belum ada pemberitaan atau sentimen positif yang signifikan,” kata Hans Kwee, Minggu (21/8).
Hans Kwee menjelaskan, pelaku pasar masih terus menunggu realisasi dari kebijakan amnesti pajak. Karena seperti yang diketahui, dana amnesti pajak yang masuk dalam negeri belum menyentuh Rp2 triliun. Sementara, target uang tebusan dari amnesti pajak diperkirakan sebesar Rp165 triliun.
“Tapi saya tidak anggap pasar pesimistis, Wajib Pajak (WP) mau ikut kebijakan amnesti pajak. Tetapi mereka lagi proses merapihkan perusahaanya dulu."
"Setelah kas perusahaannya selesai, maka secara perorangan akan mulai ikut. Jadi menjelang September akan melonjak tinggi. Tapi kalau sampai September belum juga sampai Rp2 triliun, ya perlu hati-hati,” katanya.
Melihat kondisi seperti ini, Hans memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.386-5.338 dan resisten 5.470-5.5500.
Sebagai informasi, bursa saham Asia di akhir pekan masih bergerak variatif imbas bursa saham global yang berada di teritori negatif. Investor memilih untuk melakukan aksi jual sambil menunggu hasil pertemuan para petinggi Bank Sentral secara global, terutama The Fed terkait keputusan untuk kembali menaikan suku bunganya.
Sementara, bursa saham Eropa bergerak melemah pada akhir pekan dengan pelemahan yang terjadi di semua sektor.
Suku bunga Eropa yang berada di area 0 persen turut menjadi pertimbangan banyak investor untuk mengejar keuntungan di pasar alternatif. Selain itu, pelemahan saham perbankan dan industri turut menekan laju bursa saham Eropa.
Kondisi yang terjadi di bursa saham Asia dan Eropa nyatanya memberikan dampak negatif pada laju bursa saham AS. Laju bursa saham AS tidak mampu bertahan dalam penguatannya yang sempat terjadi sehari sebelumnya.
Pelaku pasar masih mencermati setiap berita yang memberikan potensi kenaikan suku bunga The Fed. Terlebih lagi, beberapa kepala The Fed negara bagian terlihat mendukung pada kenaikan suku bunga.
(gir)