Latah Ikuti BI, LPS Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Kredit

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 22 Agu 2016 16:15 WIB
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ikut merevisi turun proyeksi pertumbuhan kredit perbankan tahun ini, dari semula 10 persen menjadi 7-9 persen.
Anggota Komisioner LPS Destry Damayanti (kiri), ketika menjadi Anggota Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ikut merevisi turun proyeksi pertumbuhan kredit perbankan tahun ini, dari semula 10 persen menjadi 7-9 persen.

Anggota Komisioner LPS Destry Damayanti mengatakan, revisi tersebut sejalan dengan Bank Indonesia, yang memperkirakan pertumbuhan kredit tidak akan mencapai dua digit pada tahun ini.

"Kita memang melihat pemulihan ekonomi kita belum total. Ketidakpastian masih tinggi di global, jadi kehati-hatian masih perlu diwaspadai oleh bank-bank," ujar Destry, Senin (22/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain itu, jelasnya, LPS juga mewaspadai tekanan rasio kredit bermasalah (NPL) yang trennya terus merangkak naik. Oleh sebab itu, ia mengimbau perbankan untuk gencar melakukan konsolidasi internal.

"Dan juga kita lihat kreditnya melambat, memang faktanya memang belum fully recovered, sehingga pertumbuhan kreditnya harus lebih rasional. Karena kalau bank-bank dalam kondisi begini dia menggenjot kredit juga dia agak berisiko tinggi," jelas Mantan Ekonom Bank Mandiri itu.

Tak hanya itu, Destry juga meminta perbankan selektif dalam menyalurkan kredit. Menurutnya, bank harus jeli dalam meemtakan sektor usaha mana saja yang masih punya potensi untuk tumbuh sehingga memberikan kontribusi positif bagi kinerja bank.

"Seperti komoditas, sebaiknya itu dihindari dulu tahun ini," katanya.


Destry memperkirakan pertumbuhan kredit dan DPK pada semester II akan banyak bergantung pada eksekusi anggaran belanja pemerintah pusat dan daerah meski pemerintah telah memutuskan pemangkasan anggaran Rp133 triliun tahun ini.

"Perlu diingat pemerintah menjanjikan investasi infrastruktur yang prioritas tak akan terhambat, dan memang ini sangat dibutuhkan dan itu masih bisa menolong pertumbuhan kredit tahun ini," jelasnya. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER