Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) akan melakukan kunjungan ke berbagai negara seperti Hong Kong, Korea Selatan, dan Belanda pada tahun ini demi melancarkan rencana peluncuran sistem
E-Voting bagi para investor pasar modal Indonesia.
"Kami akan belajar dari negara-negara yang sudah sukses dalam menerapkan
E-Voting ini," kata Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari, Selasa (30/8).
Selain tiga negara tersebut, KSEI sudah melakukan penjajakan terlebih dahulu dengan Taiwan. Menurut Friderica, pihak dari Taiwan begitu baik menyambut Indonesia dalam mempelajari sistem E-Voting di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang sudah penjajakan Taiwan, mereka sangat antusias untuk bantu kami untuk mengembangkan sistem ini (
E-Voting)," jelasnya.
Untuk diketahui,
E-voting merupakan sistem pengambilan keputusan melalui elektronik. Nantinya, sistem ini akan diterapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dengan begitu, investor tidak perlu datang langsung dalam pengambilan keputusan saat RUPS tersebut.
"Jadi kalau lagi musim-musimnya RUPS, investor tidak perlu repot datang ke berbagai RUPS karena dengan diam di satu tempat saja voting mereka tetap diakui," ungkap Friderica.
Hal ini dilakukan juga mengingat banyaknya investor yang berada si luar kota atau bahkan luar negeri. Sehingga, mereka tidak perlu datang khusus ke Jakarta hanya untuk mengikuti RUPS.
Selain itu, rata-rata investor tidak hanya memiliki saham pada satu perusahaan, melainkan beberapa perusahaan. Dengan adanya sistem tersebut, Frederica menilai kemudahan bagi investor akan tercapai.
"Jadi mereka tidak kewalahan juga untuk datang ke RUPS," pungkasnya.
Melalui kunjungan ke berbagai negara, KSEI menargetkan sistem tersebut dapat diterapkan mulai tahun depan.