Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak melemah pada awal perdagangan Rabu (7/9), karena pelaku pasar tetap skeptis produsen akan mencapai kesepakatan untuk membekukan produksi demi mengendalikan banjir pasokan global.
Seperti dilansir dari
Reuters, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman November turun 4 sen menjadi US$47,22 per barel, setelah meluncur turun 37 sen pada perdagangan Selasa.
Sementara, harga minyak mentah NYMEX untuk pengiriman Oktober turun 8 sen ke US$44,75, setelah sempat menguat sampai 39 sen pada perdagangan Selasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun harga minyak mencapai level tertinggi dalam seminggu pada Senin, setelah Rusia dan Arab Saudi sepakat untuk bekerja sama dalam menstabilkan pasar minyak. Namun harga minyak kembali loyo karena ketidakpastian atas kesepakatan.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC seperti Rusia akan mengadakan pembicaraan informal di Aljazair pada tanggal 26-28 September. Namun banyak pelaku pasar skeptis kesepakatan akan terjadi.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan akan sepakat dengan pembekuan produksi minyak jika produsen lain setuju. Namun ia memperingatkan bahwa Iran, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pasca sanksi, bisa menggagalkan setiap upaya untuk membatasi produksi.
Iran, bagaimanapun, memberi isyarat untuk bekerja sama dengan Arab Saudi dan Rusia demi menopang harga minyak. Hal itu karena mulai adanya tawar-menawar dengan OPEC tentang kemungkinan pembebasan dari batas produksi.
Terkait permintaan, para pedagang menyatakan Data Genscape menunjukkan hasil imbang dari sekitar 700 ribu barel pekan lalu di Cushing, Oklahoma, hub pengiriman minyak mentah berjangka AS.
Sebuah jajak pendapat awal
Reuters menunjukkan, persediaan minyak mentah komersial AS kemungkinan turun 100 ribu barel pekan lalu, setelah naik selama dua minggu berturut-turut.