Kejar Laba Bersih, Bukit Asam Bidik Efisiensi Rp4 Triliun

CNN Indonesia
Jumat, 09 Sep 2016 09:54 WIB
Dengan upaya efisiensi yang dilakukan, PTBA menargetkan bisa mencapai laba bersih yang setidaknya sama dengan tahun lalu sekitar Rp2,03 miliar.
Dengan upaya efisiensi yang dilakukan, PTBA menargetkan bisa mencapai laba bersih yang setidaknya sama dengan tahun lalu sekitar Rp2,03 miliar. (Dok. PTBA).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan efisiensi sebesar Rp4 triliun hingga akhir tahun ini demi meningkatkan perolehan laba bersih.

Sekretaris Perusahaan Adib Ubaidillah menyatakan, perusahaan melakukan efisiensi dari dua sisi, yakni operasional dan investasi.

Dari sisi investasi misalnya, perusahaan telah melakukan efisiensi dalam pembangunan perumahan dari yang sebelumnya membutuhkan investasi sebesar Rp1,5 triliun menjadi Rp500 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Itu contoh efisiensi yang kami lakukan. Dari yang tadinya Rp1,5 triliun kemudian kami review lagi ada beberapa alternatif yang kami lakukan sehingga menjadi Rp500 miliar,” ucap Adib, kemarin.

Kemudian, perusahaan mengkaji ulang beberapa peralatan tambang yang perlu dibeli untuk kegiatan usaha. Adib menyatakan, perusahaan berupaya penuh untuk mengurangi hal-hal yang tidak sepenuhnya diperlukan.

“Karena asumsi awal pada asumsi investasi itu disusun ternyata dengan sekarang sudah jauh banget berubah. Misal, konsumsi kami yang pokok adalah harga batu bara, karena pada 2012 hingga 2013 saat itu disusun, harga batu bara itu berkisar US$60 - US$70, dan sekarang turun berkisar US$50, sehingga beberapa rencana investasi yang bisa dikurangi kami kurangi,” jelasnya.

Dengan kondisi batu bara yang masih melemah, maka perusahaan menargetkan melakukan efisiensi terhadap investasi sebesar Rp3,5 triliun dan dari sisi operasional sebesar Rp500 miliar.

Sampai awal September 2016 ini, PTBA telah melakukan efisiensi sekitar Rp3,5 triliun.

Adib menjelaskan, dengan efisiensi tersebut perusahaan mengharapkan dapat mencapai laba bersih yang sama dengan tahun 2015 sebesar Rp2,03 miliar di tengah masih melemahnya harga komoditas batu bara.

“Karena gini, kalau dari awal kami tidak melakukan efisiensi maka laba yang dicapai juga tidak optimal karena harga batu bara itu sudah jatuh banget,” jelasnya.

Untuk diketahui, pendapatan perusahaan meningkat pada semester I ini sebesar 3,68 persen menjadi Rp6,75 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp6,51 triliun. Namun, laba bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 11,71 persen menjadi Rp711,77 miliar dari Rp795,16 miliar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER