Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi jual yang diprediksi masih dilakukan pelaku dan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan hari ini, Senin (19/9), setelah ditutup menguat pada pekan kemarin.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada menyatakan bursa saham Wall Street AS berakhir melemah pada perdagangan akhir pekan lalu setelah bergerak stagnan seiring sikap investor yang mempertimbangkan data inflasi penting menjelang pertemuan kebijakan The Fed minggu depan.
Adapun, inflasi AS untuk semua konsumen perkotaan meningkat 0,2 persen pada Agustus disesuaikan secara musiman, di atas konsensus pasar 0,1 persen. Sementara itu, angka awal sentimen konsumen untuk September tidak berubah di 89,8 atau gagal memenuhi perkiraan pasar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Para investor juga terus memantau pertemuan kebijakan dua hari The Fed AS yang dijadwalkan dimulai pada 20 September,” ungkap Reza dalam risetnya, dikutip Senin (19/9).
Sementara itu, laju bursa saham Eropa juga melemah pada akhir pekan kemarin disebabkan oleh keputusan Bank of England (BoE) atau Bank Sentral Inggris yang memutuskan untuk kembali menahan tingkat suku bunga di area 0,25 persen dan tidak memberi tambahan stimulus sebesar 435 miliar poundsterling pada 15 september.
Selain itu, permintaan Departemen Kehakiman AS kepada Deutsche Bank untuk membayar US$14 miliar guna menyelesaikan gugatan perdata terkait surat berharga berbasis gadai (mortgage) turut mempengaruhi laju bursa saham Eropa.
“Keadaan tersebut akhirnya direspon negatif oleh para pelaku pasar dan mengakibatkan laju bursa saham Eropa cenderung melemah di akhir pekan kemarin. Sontak saham-saham perbankan bergerak melemah," papar Reza.
Di sisi lain, hal yang berbeda terjadi pada bursa saham Asia, di mana pekan kemarin bergerak cenderung menguat. Beberapa indeks Asia di China, Taiwan, Hongkong, dan Korea Selatan libur.
Begitu juga dengan IHSG yang berkahir positif pada akhir pekan kemarin ke level 5.267 atau naik sebesar 1,95 poin (0,37 persen) setelah bergerak di antara 5.252-5.305.
Namun, bila dilihat secara keseluruhan, Reza menjelaskan, IHSG cenderung stagnan pada pekan kemarin, di mana para investor lebih memilih untuk menunggu jelang pertemuan para petinggi bank-bank sentral pada pekan ini.
Reza memprediksi IHSG akan melanjutkan pelemahannya pada hari ini karena diprediksi masih maraknya aksi jual seperti yang terjadi sepanjang pekan lalu. IHSG diprediksi bergerak dalam rentang support 5.192-5.235 dan resisten 5.304-5.339.
“Secara teknikal, IHSG berpeluang melanjutkan pelemahan dengan asumsi tidak adanya perlawanan dari volume beli dan masih jualannya pelaku pasar asing,” jelas Reza.
Namun, Reza memprediksi IHSG bergerak stagnan sepanjang pekan ini disebabkan oleh adanya pertemuan-pertemuan baik dari The Fed, BI hingga BoJ pada pertengahan pekan.
Di lain pihak, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.188 dan resisten 5.336. Menurutnya, mulai kembalinya arus dana asing (
capital inflow) menjadi salah satu penunjang kenaikan IHSG.
“Potensi kenaikan masih terlihat akan berlanjut untuk menggapai resisten level 5.336 yang memiliki peluang untuk ditembus, dengan catatan support dapat bertahan kuat pada level 5.188,” paparnya dalam riset.
Selain itu, William menilai kondisi perekonomian dalam negeri yang stabil turut menjaga pola pergerakan IHSG yang saat ini sedang membentuk pola kenaikan jangka pendek.
(gir)