Kalah Tender di Sri Lanka, Semen Indonesia Jajaki Negara Lain

Agust Supriadi & Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 26 Sep 2016 17:56 WIB
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk kalah tender akusisi saham Holcim Lanka oleh Siam City Cement, yang menggelontorkan mahar US4400 juta.
Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk Rizkan Chandra dan Sekretaris Perusahaan Agung Wiharto menyampaikan presentasi saat berkunjung ke kantor redaksi CNNIndonesia.com, Senin (26/9). (CNN Indonesia/Gentur Putro Jati)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk gagal menambah pabrik baru di kawasan Asean setelah kalah tender akuisisi saham Holcim (Lanka) Limited di Sri Lanka pada akhir Juli lalu.

Emiten nasional berkode SMGR ini kalah dari perusahaan semen asal Thailand, Siam City Cement, yang berhasil merebut 99 persen saham Holcim Lanka dengan mahar US400 juta.

"Kami kalah tender di Sri Lanka karena Siam City Cement pasang harga gila-gilaan," kata Direktur Utama SMGR Rizkan Chandra ketika berkunjung ke redaksi CNNIndonesia.com, Senin (26/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari delapan peserta lelang, kata Rizkan, hanya Siam City yang mengajukan harga penawaran secara bombastis. Sementara itu, tujuh perusahaan semen lainnya menawarkan harga yang lebih realistis dengan selisih pengajuan yang tidak terlalu jauh.

"Harga yang diajukanSiam City itu anomali. Karena harga terendah dari tujuh peserta tender lainnya itu hanya US240 juta," jelasnya.
 
Sebagai informasi, Siam City Cement merupakan perusahaan yang terbentuk pada 1969 dan mulai memproduksi semen pada 1972. Perusahaan semen ini kemudian melantai di Bursa Efek Thailand pada 1977.

Dalam beberapa tahun terakhir, Siam City melakukan ekspansi bisnis yang sangat pesat dan menjadi pesaing utama Siam Cement di negara asalnya. Bahkan, Siam City terus melebarkan sayap usahanya hingga masuk ke Indonesia, Kamboja dan Bangladesh.

Sasar Negara Lain

Kekalahan ini, kata Rizkan Chandra, tidak membuat Semen Indonesia patah semangat. Ia menegaskan, perseroan tidak akan mengendurkan rencana ekspansinya di regional Asean meski di Indonesia tengah dihantam masalah kelebihan produksi semen akibat penurunan permintaan.

Untuk itu, kata Rizkan, Semen Indonesia terpaksa harus mencari lokasi strategis baru selain di Sri Lanka guna merealisasikan rencana ekspansi tersebut.

"Akhir tahun ini ada satu (pabrik baru) lah," kata Rizkan

Menurut Rizkan, mendirikan pabrik baru di kawasan Asean merupakan salah satu strategi perseroan untuk bisa bertahan di tengah pemburukan pasar semen nasional. Namun, hanya negara-negara tetangga yang tidak punya sumber daya batu kapur yang akan dijajaki. Tujuan utamanya selain memperluas pasar adalah untuk memanfaatkan produksi bahan baku semen (klinker) yang berlebih di dalam negeri.

Sayangnya, Rizkan enggan menyebutkan negara-negara yang menjadi sasaran ekspansi Smeen Indonesia. Dia juga belum mau membocorkan jumlah modal yang disiapkan untuk mendukung ekspansi tersebut.

"Intinya kita sedang cari tempat-tempat yang tidak punya batu kapur sehingga klinkernya bisa dikirim dari Indonesia," jelasnya.

Sebelumnya, SMGR menargetkan produksi hingga 100 juta ton pada 2030. Untuk itu, perseroan telah melakukan eskpansi dengan mengakusisi saham mayoritas perusahaan semen di Mayanmar dan Vietnam. Selain itu, perusahaan juga membangun pabrik baru di Rembang, Jawa Tengah. 

(ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER