Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi ramai aksi beli pada perdagangan hari ini, Rabu (28/9), seiring dengan tren penguatan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengemukakan, bursa saham global tadi malam bergerak bervariasi, di mana indeks saham di zona Euro Eurostoxx masih terkoreksi 0,17 persen di level 2.970,84. Hal ini didorong oleh berlanjutnya kekhawatiran kinerja perbankan di kawasan tersebut yang membuat saham Deutsche Bank AG terkoreksi hingga ke level terendahnya.
Sementara, di Wall Street, indeks saham utama berhasil bangkit (rebound) setelah pada dua hari perdagangan sebelumnya tertekan. Kemudian, indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,7 persen dan 0,6 persen di 1.8228,30 dan 2.159,93.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saham berbasiskan teknologi dan saham barang konsumsi menjadi penopang penguatan indeks di Wall Street. Penguatan Wall Street juga dipicu sentiman hasil debat kandidat presiden, di mana Hilary Clinton unggul atas Trump," ujar David dalam risetnya, Rabu (28/9).
Adapun, untuk harga minyak mentah tadi malam kembali anjlok 2,7 persen di US$44,67 per barel menyusul pupusnya harapan pembatasan produksi minyak dipertemuan OPEC pekan ini. Sementara, pasar merespon positif naiknya indeks kepercayaan konsumen di AS September ini di angka 104,1 di atas perkiraan 98,6 dan bulan sebelumnya 101,8 yang berimbas positif pada saham sektor konsumsi.
Untuk perdagangan dalam negeri, kemarin, IHSG berhasil menguat 67,465 poin (1,3 persen) ke level 5.419,604. Menurut David, saham properti, otomotif, infrastruktur, konsumsi, dan tambang logam menjadi penopang utama penguatan IHSG. Di sisi lain, penguatan rupiah terhadap dolar AS kemarin juga menyusul optimisme pasar atas hasil perolehan dana tebusan program amnesti pajak jelang berakhirnya periode pertama akhir September ini.
Dengan kondisi ini, David memprediksi, laju IHSG dapat bergerak positif dengan level support 5.375 dan resisten akan kembali menguji 5.470. Rendahnya resiko pasar saham global turut menopang laju IHSG, selain dari masih berimbasnya penguatan rupiah atas dolar AS kemarin.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang support 5.336 dan resisten 5.461. Ia bilang, pola pergerakan IHSG masih terlihat berada dalam fase konsolidasi.
"Target resisten yang perlu ditembus adalah 5.461 dan perlu bertahan di atas level tersebut untuk menggeser rentang konsolidasi ke arah yang lebih tinggi, sedangkan support teruji 5.336 terlihat cukup kuat menahan tekanan dalam pergerakan IHSG," pungkasnya.
(bir)