Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengemukakan pembentukan Hotel Indonesia Group (HIG) pada hari ini, merupakan langkah awal menuju pendirian
holding BUMN perhotelan.
Menurut Menteri BUMN Rini Soemarno, pemerintah sebagai pemegang saham lima BUMN pemilik lini bisnis hotel tengah menkonsolidasikan terlebih dahulu hotel-hotel yang tergabung dalam HIG yang terdiri dari 36 hotel. Dengan dibawahi oleh HIG, maka standarisasi hotel akan disamakan terlebih dahulu.
"Sekarang ini kami mau mengkonsolidasikan secara operasional, jadi kami menstandarisasikan dulu semuanya," ungkap Rini, Rabu (28/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Rini menjelaskan, untuk kepemilikan hotel masih dipegang di tempat masing-masing. Sehingga, HIG hanya mengatur dari segi kualitas pelayanannya, kemudian pemasarannya.
"Yang paling utama standarisasinya seperti apa, kamarnya, pelayanannya, kualitas makanannya. Ini semua kami tekankan betul, sumber daya manusianya juga," papar Rini.
Ia mengungkapkan, jumlah hotel milik BUMN yang akan bergabung dalam manajemen HIG kemungkinan besar akan bertambah. Hal ini karena masih banyak perusahaan BUMN yang memiliki hotel yang belum masuk menjadi anggota HIG, misalnya PT Pos Indonesia dan perusahaan-perusahaan konstruksi lainnya.
"Ke depannya saya yakin masih banyak yang lain, yang punya seperti perusahaan-perusahaan Karya," imbuhnya.
Menurut Rini, pendirian
holding BUMN sektor perhotelan terbilang tak mudah karena kebanyakan dari anggota HIG merupakan anak usaha dari perusahaan BUMN. Dengan demikian, prosesnya pun tak bisa langsung.
Nantinya, Rini menyebut kemungkinan besar induk dari
holding BUMN hotel akan dipegang oleh Hotel Indonesia Natour (HIN).
"
At the end jadi
holding, kalau ini sekarang bisa disebut juga
virtual holding dulu," pungkasnya.