Jakarta, CNN Indonesia -- PT Hutama Karya tengah menggodok proyek teranyarnya berupa proyek jalan tol Tebing Tinggi-Parapat dengan melibatkan dua perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi lainnya, yakni PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Wakita Karya Tbk (WSKT).
Menurut Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra, saat ini perusahaannya sedang melakukan survei pada ruas jalan tol yang akan dilalui, karena adanya perubahan titik rute dari sebelumnya.
"Kami masih lakukan survei sekarang, masih proses," ungkap Putra, Rabu (28/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan begitu, Putra juga belum bisa menyebutkan total nilai investasi dari proyek tol trans Sumatera tersebut karena keputusannya pun belum final.
"Belum ada total investasinya, kan baru survei," imbuhnya.
Namun, manajemen memprediksi nilai proyek dapat mencapai Rp10 triliun. Seperti diketahui, perusahaan akan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2 triliun.
Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai empat ruas prioritas tol Trans Sumatera pertama, yakni Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, Bakauheni-Terbanggi Besar, dan Pekanbaru-Dumai.
Dalam proyek ini, Hutama Karya memegang saham mayoritas jika dibandingkan dengan dua perusahaan BUMN lainnya. Di mana Hutama Karya memegang nilai proyek sebesar 40 persen, sementara Waskita Karya dan Jasa Marga masing-masing memegang nilai proyek 30 persen.
"Porsinya, 40 persen kami, sisanya 30 persen 30 persen mereka. Ini hampir fix, itu hasil rapat tadi," terangnya.
Adapun, perusahaan telah mengajukan izin ke Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) perihal proyek ini. Begitu juga dengan Waskita Karya dan Jasa Marga. Selain itu, ketiga perusahaan juga menurut Putra telah mengajukan ke Kementerian BUMN untuk melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"BPJT nya sudah mengajukan masing-masing. Kami juga mengajukan ke kementerian untuk RUPS," jelasnya.
(gen)