BEI Targetkan Penawaran Saham Baru Rp90 T Tahun Depan

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Jumat, 07 Okt 2016 20:00 WIB
Setidaknya, sudah ada belasan calon emiten yang sudah mengisyaratkan bakal melantai di bursa saham nasional pada 2017.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, ada potensi dana masuk ke pasar modal Indonesia puluhan triliun Rupiah pada tahun depan.(CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong korporasi dan perusahaan pelat merah untuk melepas sahamnya ke publik guna menyerap potensi dana yang cukup besar pada tahun depan. Setidaknya, sudah ada belasan calon emiten yang sudah mengisyaratkan bakal melantai di bursa saham nasional pada 2017.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, ada potensi dana masuk ke pasar modal Indonesia puluhan triliun Rupiah pada tahun depan. Modal potensial tersebut antara lain berasal dari akumulasi dana pensiun, premi asuransi, dan repatriasi aset peserta amnesti pajak.

Ia menerangkan, dari sekitar Rp1.200 triliun dana yang dikelola oleh Perusahaan Dana Pensiun (Dapen), hanya 13 persen atau baru sekitar Rp150 triliun yang diinvestasikan dalam bentuk saham.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tito melihat, ada kebutuhan Dapen untuk memutar dana yang lebih besar di bursa saham nasional jika ingin mendapatkan imbal hasil (yield) yang tinggi.

“Untuk mencapai yield sekitar 10 persen, deposito saja tidak bisa," ujarnya, Jumat (7/10).

Sementara di industri asuransi, Tito mengatakan, ada akumulasi premi sekitar Rp640 triliun. Dari kumpulan dana tersebut, saat ini baru sekitar Rp150 triliun yang diinvestasikan dalam bentuk saham, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 17-18 persen.

"Dari asuransi reksadana pensiun saja membutuhkan Rp90 triliun saham tahun depan,” paparnya.

Selain itu, lanjutnya, potensi dana repatriasi yang juga membutuhkan instrumen investasi di pasar saham. Tito memprediksi, paling tidak 10 persen dari target dana repatriasi pemerintah yang mencapai Rp1.000 triliun berpotensi masuk ke bursa shaam.

Artinya, kata Tito, BEI perlu mengejar penerbitan saham baru sebesar Rp90 triliun dengan banyaknya permintaan dari Dapen, asuransi, dan dana repatriasi.

Menurut Tito, belasan perusahaan akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada tahun depan. Belasan calon emiten tersebut tak hany akorporasi swasta, tetapi juga beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Sayangnya, ia enggan menjelaskan detil perusahaan apa saja yang sudah melakukan pembicaraan dengan pihak BEI untuk melantai di bursa, yang pasti beberapa perusahaan tersebut bergerak dalam bisnis infrastruktur dan properti.

Kendati permintaan saham mulai meningkat, tetapi jumlah perusahaan baru yang melantai di bursa pada tahun ini belum mencapai target 35 emiten baru. Alhasil, BEI memangkas target IPO tahun ini menjadi  hanya 25 emiten.

Dari target baru 25 emiten tersebut, sejauh ini baru 14 perusahaan yang resmi menjadi emiten setelah melepas sahamnya ke publik.

Perusahaan tersebut meliputi PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA), PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA), PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE), PT Duta Intidaya Tbk (DAYA), dan PT Silo Maritime Tbk (SHIP), PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR), PT Bank Ganesha Tbk (BGTG), PT Mahaka Radio Integra (MARI), PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA), PT Bank Artos Indonesia (ARTO), PT Aneka Gas Industri (AGII), dan PT Paramita Bangun Sarana (PBS). (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER